Masjid Agung Jatisobo |
Di wilayah Sukoharjo bagian Tenggara terdapat sebuah bangunan yang bisa menjadi situs sejarah mengingat usianya yang tergolong tua yaitu era Paku Buwono IV yaitu Masjid Agung Jatisobo di desa Jatisobo Polokarto. Masjid yang didirikan oleh Khatib Iman salah satu penghulu keraton masa itu yang ingin keluar dari benteng untuk mendakwahkan ilmunya lebih luas dimana kemudian dikenal sebgai Kyai Ketib Biman. Pada awalnya beliau mendirikan sebuah pondok di wilayah yang bernama Kayu Apak karena pada saat itu salah satu muridnya bertanya "Kayu Apak?" yang berarti kayu apa yang melintang disungai itu, karena logat Banyumasan yang kental maka menjadi Kayu Apak.
Perpindahan pomdok ke Jatisobo bukan tanpa sebab, dikarenakan banyak musibah yang menimpa para santri saat mandi di Kali Samin saat itu terlebih ketika malam hari dan gelap. Maka diputuskan untuk berpindah lokasi ke Jatisobo.
Pada saat itu ada sebuah pohon jati yang tinggi dan menjulang dan konon bayangan pohon itupun sampai ke kraton sehingga dicarilah dan dinamai Jatisobo karena pohon jati yang bayangannya sampai ke kraton. Konon pohon jati itupun ditebang dan diambil oleh keraton kemudian ditukar dengan kayu dari Donoloyo untuk kemudian dijadikan bangunan Masjid Agung Jatisobo ini. Kyai Ketib Iman menurut penuturan warga masih terkait dengan jalur Imam Besari Tegalsari Ponorogo dan merupakan salah satu keturunannya yang tinggal dan mengabdi di Keraton Surakarta.
Kini Masjid Agung Jatisobo masih kokoh berdiri dan dimanfaatkan warga sekitar sebagai tempat untuk mengaji dan memperdalam agama. Setiap hari Jumat pun masyrakat berbondong bondong untuk melaksanakan sholat Jumat di Masjid ini.
Semoga tulisan ini memperkaya pengetahuan kita dalam mendalami agama dan sejarah mengenai penyebaran Islam khususnya di wilayah Indonesia ini