Sunday, 2 August 2020

Keris Jejak Budaya dan Seni Leluhur


Bagi masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan kata Keris khususnya masyarakat Jawa, Bali dan Melayu. Keris pada masa dahulu memiliki fungsi sebagai senjata pertarungan jarak dekat dan berguna sebagai senjata tikam.
Seiring berjalannya waktu kini keris berubah fungsinya yaitu sebagai pusaka, koleksi, dan hiasan. Keris yang memiliki beberapa syarat komponen seperti pesi, ganja, wilah harus dalam satu kesatuan utuh dan tidak tepisahkan. Hasil tempaan bahan logam hingga berartus bahkan ribuan kali inilah yang membuat keris memiliki pamor unik di setiap wilahannya dan pasti berbeda di setiap wilah keris.
Ada puluhan jenis pamor keris dan jenis dhapur/bentuk keris sesuai dengan karakter si pemilik keris. Panjang wilah keris mulai dari 27cm hingga 40cm bisa menjadi penanda usia wilah keris tersebut selain dari kandungan bahannnya.
Keris juga memiliki ciri khas sesuai dari tempat asalnya semisal keris Jawa akan berbeda dengan model keris Bali atau keris Melayu. Sarung keris yang disebut Warangka serta gagang keris bernama Deder juga memiliki keunikan tersendiri berbahan jenis kayu tertentu seperti Cendana, Trembalu,Setigi ataupun bonggol Jati dimana memiliki ciri khasnya masing masing. Model ukiran Putri Kinurung paling banyak digunakan pada ukiran Deder keris.
Jenis keris mini atau dikenal dengan nama Cundrik juga memiliki keunikan lainnya yaitu bentuk yang kecil dan biasa diselipkan dipinggang depan pada masa dahulu seperti belati yang berfungsi sebagai alat jaga diri. Konon para wanita bangsawan dulu selalu dipersenjatai Cundrik ini untuk berjaga jaga dari serangan musuh.

No comments:

Post a Comment