Friday 18 June 2021

Riwayat dan Sejarah Berdirinya Masjid Al Muttaqien Mulur

 Pada tahun 1928 Muhammadiyah Group Mulur mengagendakan 4 program kerja yaitu Dakwah Islam di wilayah kecamatan Bendosari, Mendirikan pengajian Al Qur'an di kampung kampung, Pembangunan mushola dan Mendirikan Sekolah Muhammadiyah. Pada awalnya yaitu di tahun 1929 terdapat 4 tempat yang menjadi basis dakwah sekaligus digunakan sebagai tempat pengajian yaitu tempat R. Ronggo, tempat Kasan Ali, tempat Iman Diharjo dan tempat Muhammad Roji dan mulai mempersiapkan bahan bangunan untuk pembuatan langgar/mushola. Pada tanggal 1 Suro para sesepuh mengadakan musyawarah di rumah bapak Muhammad Roji dengan hasil adanya 2 orang yang kemudian shalat yaitu Resotiyono dan Atmo Dimejo alias menjadi mualaf karena sebelumnya hanya menjalankan ilmu kejawen. Dari situlah kemudian keduanya ikut serta berinfak untuk pembangunan langgar yang diagendakan diatas. Disusul kemudian oleh Lurah saat itu yaitu Lurah Sastro Sukarno dan ikut membantu dengan menyediakan bahan bangunan lainnya serta mempersilahkan rumahnya sebagai tempat jamaah sementara pengajian bagi anak anak dengan pengasuh Bapak Broto Winarno selaku Kepala Pasar Mulur dan secara berkala ditinjau oleh Bapak Hadi Wirosatro dari Cabang Muhammadiyah Solo.

Bapak Karyodrono menyusul mulai mulaimenjalankan sholat dan menyerahkan pendoponya untuk dipergunakan tabligkan setiap bulan purnama Sidi, bertepatan dengan hari Idul qurban digunakan Tablig Akbar dengan penceramah Bp. Mulayadi Joyo Martono Consul Muhammadiyah Solo.Persiapan langgar yang terletak di erep Bp. Muhammad Roji digarap secara gotong royong hingga selesai selanjutnya digunakan sholat jamaah dan tempat pengajian dipersatukan di langgar tersebut. Tahun 1933 gotong royong membangun Sekolah Muhammadiyah bertempat di dukuh Balesari balungan bangunan tersebut merupakan infaq dari Bp. Resotinoyo. Tahun 1934 Langgar yang terletak di erep Bp Muhammad Roji mulai dipergunakan untuk sholat jamaah dan Jumatan dengan khatib Bp Muhammad Roji, Bp. M Saubari (Modin Mulur), Bp Umes dari Bendungan dan Mongasirol Bp Imam Makum.

Tahun 1939 Sekolahan Muhammadiyah yang terletak di Balesari masuk dalam proyek perluasan Waduk Mulur rumah, sekolah dibongkar kemudian sisa bangunan di simpan di langgar Mulur sedangkan sekolahan ikut menumpang di pendopo Bp Atmo Diwiryo di Mulur. Tahun 1942 (jaman pendudukan tentara Jepang) pada Jumat Kliwon bulan Maulud selesai sholat Jumat Bp Rojo mengusulkan kepada jamaah Jumatan mengingat langgar kurang memadai menampung jamaah maka perlu perluasan dibangun Masjid yang permanen seperti Masjid Badran (Masjid pertama di wilayah Mulur dan sekitarnya).

Bp Iman Diharjo menyambut baik dan supaya mempunyai pekarangan sendiri yang memadai memohon kepada Lurah Mulur tanah kas desa yang berada di sebelah timur Somo Jongos sebelah barat untuk pekarangan masjid dan sebelah timur untuk sekolah Muhammadiyah. Bp Muhammad Syahid menyarankan halaman dan lingkungan yang luas agar sewaktu ada keperluan dapat mewadahi dan apabila ada kemampuan dibangun Pondok Pesantren. Bp Resotinoyo menginfakan untuk membeli saka/tiang sekemampuannya. Bp Demang Sastro Sukarno memantapkan soal tanah yang ada di timurnya Somo Jongos akan dimohon yang sebelah barat untuk pekarangan dan sebelah timur sekolahan Muhammadiyah.

Susunan Panitia Pembangunan Masjid Mulur:

Ketua : Demang Sastro Sukarno

Bendahara: Iman Diharjo

Seksi Usaha: Kyai Muhammad Saleh Dirjo Santosa (Naib bendosari)

                      Muhammad Syahid

                      Darmo Sucitro

                      Saubari Modin Mulur

                      Marto Sentono PD Bayan Mulur

Bp Muhammad Karya menyumbangkan satu pohon jati besar dikebunnya sebagai saka ke empat sedangkan 3 saka lainnya adalah hasil pengumpulan dana dari jamah masjid. Pembangunan dimulai, untuk tukang kayu dipimpin Imam Pura dari Wonogiri yang ditemani oleh Setra dan Irojiman Kalangan, Kasan Ali Mulur, Atmo Sampo, Jais dan Bakri dari Cantelan. Tukang batu dipimpin oleh Marto Kekuk bersama Wirorujito, Atmojoyo, Karso Hadi dkk. Tukang Urug Jrambah Wiryo dibantu oleh warga Mulur dan sekitarnya.

Pembangunan Masjid dalam waktu 5 bulanberakhir pada bulan Rajab dan digunakan Sholat Jumat pertama kali dalam rangka memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Atas permohonan Kyai Muhammad Saleh Dirjo Santosa (Naib Bendosari) kepada Kanjeng Pengulon Tafsir Anom di Surakarta dengan restu beliau memberikan bantuan:

Pada saat memerlukan kiblat masjid dilaksanakan petugas dari pengulon Surakarta

Sholat Jumatan pertama dalam rangka memeperingati Isra' Mi'raj diatas Imam, Khatib dan Muadzin dari Masjid Agung Surakarta. Pada acara peringatan keagamaan oleh Muhammadiyah Mulur dijadikan Sekolah Rakyat (SR).

Prakarsa untuk mendirikan Masjid al Muttaqin Mulur pada tahun 1942 ada sepuluh orang yaitu:

Ki Demang Sastro Sukarno, K.R Dirjosantosa, K. Muh Roji, KH Muh Syahid, K Resotinoyo, KA Karyodrono, KA Saubari, R. Darmo Sucitro, R. Iman Diharjo, dan R. Sonto Diharjo

Demikian sekilas mengenai sejarah pembangunan Masjid Al Muttaqin Mulur semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Sumber: Riwayat Berdirinya Masjid Al Muttaqin Mulur oleh KH Hadi Martono 22 Oktober 2000


No comments:

Post a Comment