Thursday, 22 December 2022
Juron Bersholawat Mapak Tahun Baru 2023 bersama Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Athos
Saturday, 10 December 2022
Rutinan Ratib Al Haddad Malem Minggu Legi Saung Ajar Tresno Manisharjo
Sunday, 4 September 2022
Haul Simbah Kyai Imam Rozi (mbah Suraji) Singo Manjat Tempursari Ngawen Klaten ke 177
Kali ini saya mendapatkan info dari salah satu saudara jauh dari mas Edwin yang domisili di Matesih Karnganyar. Dalam inbox beliau menyampaikan undangan Haul Mbah Kyai Imam Rozi Singo Manjat Klaten. Seminggu yang lalu pun menyusun agenda untuk bisa hadir dan alhamdulillah atas ridho Gusti Alloh diperkenankan hadir dan ziarah ke makam mbah Kyai Imam Rozi di Tempursari Ngawen Klaten.
Ketika datang saya langsung menuju ke rumah seorang saudara jauh dari alur Karangdowo yaitu mas Rochmad rumah paling ujung dari masjid Tempursari. Beliau inilah yang saya temui ketika pertama kali ziarah ke makam mbah Imam Rozi waktu itu sebelum pandemi Korona dan ini yang kedua kalinya bertemu lagi dengan mas Rochmad. Sambil menjalin silaturahmi dan kebetulan beliau baru saja mendapatkan putra ke duanya kami pun ngobrol ngalor ngidul terkait sejarah dan silsilah mbah kyai Imam Rozi.
Setelah kira kira 30 menitan sayapun berpamitan dan nitip motor selama acara berlangsung, dan menuju makam untuk berziarah serta menunggu waktu Magrib untuk sholat berjamaah di masjid Tempursari tersebut. Saat ziarah ada salah satu dzuriyah Mbah Imam Rozi juga sedang khusuk berdoa di depan makam dan beberapa tamu lainnya bahkan ada salah satunya dari Purwokerto yang hadir. Luar biasa.
Selepas waktu Isya para tamupun mulai berdatangan, baik dari kalangan santriwan santriwati, warga sekitar dan juga para tamu undangan yang kebanyakan dari wilayah kabupaten Klaten. Acara demi acara berlangsung tertib dan khidmat mulai dari pembukaan, pembacaan Maulid oleh Habib Muh Zain Rifqi bin Ahmad Al Jaelani , pembacaan manakib Mbah Kyai Imam Rozi hingga puncak acara yaitu ceramah keagamaan oleh KH Maghfur Sarmadi dari PP Al Huda Petak Sususkan Kab Semarang yang dilanjutkan dengan doa penutup.
Nampak saat acara berlangsung yaitu kyai haji Syaifuddin Zuhri putra dari Mbah Liem Klaten pengasuh PP Al Mutaqqin atau yang dikenal dengan ponpes Alpansa. Beliau hadir dan mengikuti acara hingga selesai. Selain itu ada juga nampak dzuriyah lainnya seperti mas Muhammad Rifai dari Ngaran Mlese Klaten yang aktif di perguruan silat Pagar Nusa Klaten. Alhamdulillah malam itu serasa berada di surga bersama para alim sholeh dan ulama. Khalid
Monday, 1 August 2022
Ratib Al Haddad Awal Tahun Hijriyah Di Plarung Cabeyan Bendosari
Friday, 29 July 2022
Pengajian Menyambut 1 Muharram Masjid Nurul Iman Kepuh Mertan Bersama Abah Gus Dur Plarung
Sunday, 24 July 2022
Rutinan Ratibul Haddad di Masjid Baiturrahim Brongkol Kwansan Jumapolo bersama Pak Kyai Zainuddin Ketro
Saturday, 23 July 2022
Pengajian Rutin Ahad Pagi MI Walisongo Cabeyan Bendosari bersama KH Amin Mustofa
Thursday, 21 July 2022
Acara Gathering Dinas Komunikasi dan Informasi Sukoharjo bersama Admin Media Sosial
Pagi jam masih menunjukkan pukul 9 pagi lebih sedikit saat saya masuk ke halaman parkiran Rumah Makan Ikan Bakar Bu Sum yang berada di jalan Tentara Pelajar Jombor Sukoharjo. Saat itu suasana masih sepi dan baru para karyawan yang hadir mempersiapkan segala sesuatu. Saya pun memarkirkan motor dan ngobrol ditemani pak juru parkir Sutar Gitar dari Gentan. Beliau merupakan pengrajin gitar satu satunya di Desa Gentan yang kini menjadi juru parkir di rumah makan tersebut karena efek pandemi berkepanjangan yang memaksanya harus banting setir menjadi juru parkir. Daripada ga ada pekerjaan mas...begitu kata beliau. Awalnya berat baginya menjalani kehidupan sebagai juru parkir, malu mas harus minta uang parkir ke orang orang begitu alasannya. Namun kini karena sudah terbiasa beliau sudah merasa bisa menjalani peran itu sebaik baiknya.
Beberapa waktu kemudian tampak mulai tamu berdatangan, sambil nyambi menata motor dan mobil beliau pun berkisah banyak tentang kehidupan. Lha mase acara nopo kok ga masuk ke dalam? Saya sedang nungguin teman pak...jawabku saat itu. Menjelang pukul 10 sayapun masuk ke dalam warung makan itu untuk mengikuti acara bersama Diskominfo Kabupaten Sukoharjo yang mana merupakan acara yang rutin digelar bersama para admin group media sosial se Sukoharjo. Kebetulan hari itu saya dijawil salah satu kawan dan diajak untuk sama sama mendengarkan arahan dari Diskominfo Sukoharjo dengan nara sumber dari Polres Sukoharjo yang saat itu diwakili Bapak Endro. Acara yang diikuti oleh para admin media sosial tersebut berlangsung santai dan penuh kekeluargaan antara lain dari group Info Cegatan Sukoharjo, Sukoharjo Makmur, Ikatan Mancing Casting Sukoharjo, PPDS Paguyuban Peduli Desa Serut dan beberapa group media sosial lainnya.
Dalam arahan tersebut poin yang menjadi sumber bahasan mengenai cara antispasi dan pencegahan Hoax yang memang menjadi salah satu penyakit media sosial saat ini yang berujung pada tindakan kriminalitas dan berurusan dengan hukum negara. Dalam penjabarannya dijelaskan aneka macam dan contoh hoax yang kemudian berurusan dengan hukum negara. Oleh sebab itu para admin media sosial diharapkan bijak dan mengarahkan para anggotanya untuk mencegah Hoax yang berkembang dan mengantisipasinya sedini mungkin.
Di akhir acara diadakan sesi photo bersama dan juga santap siang bersama Diskominfo Kabupaten Sukoharjo yang langsung dipimpin oleh Bapak Suyamto ST. M.Kom selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sukoharjo tersebut.
Tuesday, 19 July 2022
Ngopi Bareng Gus Dur di Juron
Setelah hampir 2 minggu tidak bertemu Gus Dur akhirnya kembali ada kesempatan bertemu dan ngopi bareng dalam acara Pendak Pisan nenek mertua dari Gus Dur Plarung yang diselenggarakan di Badran Juron Nguter. Acara yang diisi dengan membaca Yasin dan Tahlil dimulai setelah bakda sholat Isya oleh warga masyarakat sekitar. Dalam acara tersebut tampaknya sebagai salah satu media untuk bertemu dan berkumpul dengan kawan kawan yang memang beberapa waktu terakhir sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Rasa rindupun sedikit terobati dengan berkumpulnya kami semua di acara pendak pisan cintaah Mbah Ginem tersebut.
Dibuka dengan sambutan langsung Gus Dur yang kemudian disambung membacakan surat Yassin yang dipimpin oleh Ustad Rozak dari Plarung acara berlangsung khidmat. Pembacaan doa di akhir acara disampaikan Gus Dur sekaligus juga ucapan terima kasih atas kehadiran warga sekitar yang memberikan bantuan doa kepada mbah Ginem tersebut.
Ketika sedang rehat datang beberapa kawan lagi yang merapat dan kembali kami berdoa dipimpin oleh Bib Irfan dari Kepuh. Selepas acara pembacaan doa kami pun melanjutkan ngobrol santai dan menyantap sajian yang sudah tersedia dari tuan rumah. Acarapun berlanjut dengan ngopi dan ngobrol berbagai hal mulai dari hal agama, sejarah hingga keunikan keunikan dari para wali Alloh. Dalam obrolan tersebut Bib Irfan melontarkan pertanyaan mengapa makam makam para Wali selalu ramai oleh para peziarah yang mana disebabkan oleh kebaikan para wali Alloh semasa hidupnya dan kebaikan itulah yang menjadikan banyak peziarah untuk datang.
Lepas tengah malam sekitar pukul 1 dini hari kami pun selesai ngobrol dan berpamitan untuk kembali ke rumah masing masing. Sebuah pertemuan singkat namun sarat makna dan menambah persaudaraan diantara kami semua sekaligus menambah ilmu dan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal untuk berkehidupan di masyarakat.
Wednesday, 6 July 2022
Tausiyah Midodareni Bersama Ustad Kelik Gunawan di Plarung Cabeyan Bendosari Sukoharjo
Selasa malam tanggal 05 Juli 2022 adalah momen bahagia bagi putri bapak Sadimin yang bernama Kristina karena akan melangsungkan ahad nikah dengan Dimas sang kekasih. Malam itu dalam tradisi Jawa merupakan malam midodareni dimana sejak sore hari calon mempelai wanita dipingit di kamarnya konon agar para bidadari turun dan menyempurnakan kecantikan sang calon pengantin wanita itu. Dalam acara midodareni ini kebetulan saya mendapatkan amanah dari Abah Gus Dur untuk mendampingi ustad Kelik Gunawan dari ponpes Darul Qur'an Al Aziz Siwal Baki yang akan hadir memberika tausiyah malam itu. Tentu ini sebuah kehormatan sendiri sekaligus untuk belajar kepada beliau cara menampilkan dan membawakan tausiyah di malam sakral midodareni yang umum dilakukan di masyarakat Jawa. Pukul 08 malam para tamu undangan dari masyarakat sekitar hadir termasuk bapak kepala desa Cabeyan yang hadir bersama sang istri malam itu. Acara malam itu dibawakan oleh Abah Gus Dur sebagai pembawa acara dan dimulai dengan pambagyo harjo oleh bapak mantan Lurah sepuh dan dilanjutkan acara nebus kembar mayang.
Saat menunggu kehadiran ustad Kelik Gunawan saya sebagai penulis blog ini ditemani oleh mas Didik warga dusun Badran Plarung dan sambil menemani, mas Didik minat ijin kepada saya untuk memijit bagian tangan agar tidak pegel pegel katanya. Setiap harinya mas Didik ini selain bekerja sebagai juru parkir di pasar Plarung Cabeyan juga menerima panggilan pijat capek atau pegal pegal. Ternyata pijatan mas Didikpun terasa mantap sambil bercerita bahwa sebelumnya hidup di Surabaya dan belajar memijat disana sejak tahun 1991. Sudah lebih dari 30 tahun mas Didik ini menggeluti profesi sebagai tukang pijat panggilan. Dan sudah memilik banyak pelanggan antara lain dari desa Cabeyan, desa Juron, desa Puhgogor, desa Paseban dan sekitarnya.
Menjelang pukul 9 malam datanglah mobil warna putih tak lain adalah ustad Kelik Gunawan dan kami sambut beliau untuk diantarkan masuk ke acara pasamuan Midodareni yang saat sudah dimulai. Setelah berjabat tangan saya dan abah Gus Dur mengawal beliau dan bersalaman dengan para tamu undangan yang telah hadir menunggu. Kehadiran ustad Kelik Gunawan langsung dipersilahkan mengisi tausiyah yang kali ini membawakan tema 4 hal yang wajib dilakukan seorang suami kepada sang istri antara lain mengayomi, menyayangi dan seterusnya. Pembawaan beliau yang lucu dan kocak dalam mengisi tausiyah selalu membuat para hadirinpun tertawa. Interaksi antara ustad Kelik Gunawan dan tamu pun berlangsung interaktif dengan sambutan yang bersahutan. Saya pribadipun sempat terpingkal pingkal karena lucunya tausiyah yang beliau bawakan itu.
Setelah kurang lebih 1 jam tausiyah pun ditutup dengan doa bersama untuk yang punya hajat dan khususnya pengantin berdua dipimpin langsung oleh ustad Kelik Gunawan. Selepas acara tausiyah sambil rehat sejenak kamipun menikmati makan bersama dengan menu sajian khas Midodareni yaitu Becek menu olahan daging sapi mirip rendang dan gulai ini kami santap bersama sama para tamu yang hadir malam itu. Tepat pukul 10 malam acarapun resmi selesai dan sang ustad memohon diri untuk berpamitan. Sungguh sebuah pembelajaran baru dalam melihat performa seorang ustad kondang Kelik Gunawan ini. Khalid