Wednesday 6 July 2022

Tausiyah Midodareni Bersama Ustad Kelik Gunawan di Plarung Cabeyan Bendosari Sukoharjo

 




Selasa malam tanggal 05 Juli 2022 adalah momen bahagia bagi putri bapak Sadimin yang bernama Kristina karena akan melangsungkan ahad nikah dengan Dimas sang kekasih. Malam itu dalam tradisi Jawa merupakan malam midodareni dimana sejak sore hari calon mempelai wanita dipingit di kamarnya konon agar para bidadari turun dan menyempurnakan kecantikan sang calon pengantin wanita itu. Dalam acara midodareni ini kebetulan saya mendapatkan amanah dari Abah Gus Dur untuk mendampingi ustad Kelik Gunawan dari ponpes Darul Qur'an Al Aziz Siwal Baki yang akan hadir memberika tausiyah malam itu. Tentu ini sebuah kehormatan sendiri sekaligus untuk belajar kepada beliau cara menampilkan dan membawakan tausiyah di malam sakral midodareni yang umum dilakukan di masyarakat Jawa. Pukul 08 malam para tamu undangan dari masyarakat sekitar hadir termasuk bapak kepala desa Cabeyan yang hadir bersama sang istri malam itu. Acara malam itu dibawakan oleh Abah Gus Dur sebagai pembawa acara dan dimulai dengan pambagyo harjo oleh bapak mantan Lurah sepuh dan dilanjutkan acara nebus kembar mayang.



Saat menunggu kehadiran ustad Kelik Gunawan saya sebagai penulis blog ini ditemani oleh mas Didik warga dusun Badran Plarung dan sambil menemani, mas Didik minat ijin kepada saya untuk memijit bagian tangan agar tidak pegel pegel katanya. Setiap harinya mas Didik ini selain bekerja sebagai juru parkir di pasar Plarung Cabeyan juga menerima panggilan pijat capek atau pegal pegal. Ternyata pijatan mas Didikpun terasa mantap sambil bercerita bahwa sebelumnya hidup di Surabaya dan belajar memijat disana sejak tahun 1991. Sudah lebih dari 30 tahun mas Didik ini menggeluti profesi sebagai tukang pijat panggilan. Dan sudah memilik banyak pelanggan antara lain dari desa Cabeyan, desa Juron, desa Puhgogor, desa Paseban dan sekitarnya.



Menjelang pukul 9 malam datanglah mobil warna putih tak lain adalah ustad Kelik Gunawan dan kami sambut beliau untuk diantarkan masuk ke acara pasamuan Midodareni yang saat sudah dimulai. Setelah berjabat tangan saya dan abah Gus Dur mengawal beliau dan bersalaman dengan para tamu undangan yang telah hadir menunggu. Kehadiran ustad Kelik Gunawan langsung dipersilahkan mengisi tausiyah yang kali ini membawakan tema 4 hal yang wajib dilakukan seorang suami kepada sang istri antara lain mengayomi, menyayangi dan seterusnya. Pembawaan beliau yang lucu dan kocak dalam mengisi tausiyah selalu membuat para hadirinpun tertawa. Interaksi antara ustad Kelik Gunawan dan tamu pun berlangsung interaktif dengan sambutan yang bersahutan. Saya pribadipun sempat terpingkal pingkal karena lucunya tausiyah yang beliau bawakan itu.



Setelah kurang lebih 1 jam tausiyah pun ditutup dengan doa bersama untuk yang punya hajat dan khususnya pengantin berdua dipimpin langsung oleh ustad Kelik Gunawan. Selepas acara tausiyah sambil rehat sejenak kamipun menikmati makan bersama dengan menu sajian khas Midodareni yaitu Becek menu olahan daging sapi mirip rendang dan gulai ini kami santap bersama sama para tamu yang hadir malam itu. Tepat pukul 10 malam acarapun resmi selesai dan sang ustad memohon diri untuk berpamitan. Sungguh sebuah pembelajaran baru dalam melihat performa seorang ustad kondang Kelik Gunawan ini. Khalid

No comments:

Post a Comment