Setelah ngobrol baik mengenai masjid, jamaah dan juga majelis yang sama sama diikuti saya dan Abah Gus Dur berpamitan pulang,dan malam harinya berencana bertemu lagi di acara peringatan 1 tahun wafatnya ayah dari Gus Dur. Dalam acara tersebut ternyata pak kyai Qosim ijin namun hadir pak Teguh Modin Ngrombot juga pak kyai Zainuddin Ketro serta Mbah Filla seorang terapis yang sekaligus salah satu sahabat kami ikut dalam acara pembacaan Yasin dan Tahlil di Plarung malam itu.
Malam berikutnya tanggal 2 Juli 2022 akhirnya kami berjumpa kembali di acara rutinan Munajat Ratib Al Haddad yang kali ini dilaksanakan di rumah mas Sartono - mbak Nur di dusun Sambirejo Celep Nguter. Acara rutinan yang digagas oleh Abah Gus Dur ini sudah beberapa kali dilaksanakan dan pertama kalinya dilakukan sebelum bulan Ramadhan 2022 kemarin. Tujuan rutinan Munajat Ratib Al Haddad ini adalah untuk membersihkan hati, menjaga ketentraman diri pribadi khususnya juga wilayah di sekitarnya dalam hal ini dusun Sambirejo.
Alhamdulillah masyarakat sekitar pun merespon positif kegiatan ini dan berharap rutinan ini pun bisa Istiqomah di dusun Sambirejo Celep Nguter. Setidaknya kini ada 5 keluarga secara rutin bergabung dalam Munajah Ratib Al Haddad di dusun Sambirejo Celep Nguter ini.
Jika Yasin Tahlil fadilahnya untuk orang yang sudah meninggal maka Ratib Al Haddad ini fadilahnya lebih khusus kepada orang orang yang masih hidup dan barang siapa Istiqomah mengamalkan Ratib Al Haddad ini Insha Alloh diri pribadi beserta keluarga di dalamnya akan terlindungi dari segala marabahaya yang mengancam serta melancarkan rejeki yang didapatkan. Allohu Akbar.
Alhamdulillah sejak mengamalkan Munajah Ratib Al Haddad inipun manfaat yang dirasakan bagi masyarakat di Sambirejo ini sudah diakui oleh para pengamal rutinan ini. Semua adalah cara untuk berikhtiar dan berdoa kepada Gusti Alloh, insha Alloh dengan penuh keyakinan memohon ridho Nya hajat Dunia kita terkabulkan lewat Munajah Ratib Al Haddad ini. Allohuma amin. Khalid
No comments:
Post a Comment