Runtuhnya salah satu kerajaan terbesar di nusantara yaitu Majapahit setelah adanya kudeta internal yang dilakukan salah seorang punggawa Majapahit kala itu menyebabkan banyak anak anak dari Brawijaya V yang melarikan diri dan menyelamatkan diri ke bagian selatan Pulau Jawa dari Trenggalek hingga Gunung Kidul. Salah satu putra Brawijaya V yang mencoba membela ayahnya yaitu Raden Patah dari Demak tak mampu untuk mengajak kembali sang Brawijaya V kembali pada tahtanya dan justru menyerahkan kuasa untuk melanjutkan kekuasaan melalui Demak Bintoro. Banyak yang mengira karena raden Patahlah yang mengkudeta Brawijaya V namun sesungguhnya justru Raden Patah membela kehormatan Brawijaya V yang merupakan ayah kandungnya dari seorang istri yang berasal dari Champa tersebut. Hal ini bisa anda telusuri mengenai asal dan usul Banyuwangi.
Saat itu Brawijaya V sudah mulai tahapan menjadi seorang Pandhita atau Brahmana dimana melepaskan hasrat dan nafsu duniawinya untuk lebih fokus pada batiniahnya. Hingga di akhir hayatnya akhirnya mengikuti Raden Patah memeluk Islam dan kemudian muksa (berganti identitas) sebagai orang biasa menyusuri pulau Jawa hingga ke wilayah selatan yaitu Pacitan. Bahkan saya menemukan sebuah keunikan yaitu mengenai makam seorang selir Brawijaya yang berada di Gunung Kidul dibawah perbukitan Gunung Gambar daerah Wonosari. Putra Putri Brawijaya dapat ditelusuri jejaknya di bukit bukit sepanjang pegunungan seribu salah satunya yang terkenal yaitu di Taruwongso yang merupakan salah satu dari 117 putra beliau yaitu Joko Tawangsari yang kini dimakamkan di Taruwongso tersebut. Sedangkan putra yang lain adalah Ki Ageng Majasto yang berada di Bukit Bumi Arum Majasto. Belum banyak yang mengungkap tentang korelasi ini namun saya pribadi yakin dengan hal tersebut.
Selain kedua tempat tersebut masih ada beberapa tempat lain yang belum diekspose oleh khalayak dan masih menjadi sebuah misteri. Namun ada salah satu putra yang berasal dari Wengker yang merupakan putra tertua dari Brawijaya V yang seolah memberikan sebuah teka teki bagi anak keturunannya untuk mencari jati diri dengan sebuah kode yang pada saat ini berlaku, karena dari Wengkerlah salah satu sumber penelusuran baik yang berasal dari Demak, Pajang bahkan hingga era Mataram yang saling terjalin untuk kembali membuat Nusantara kembali jaya seperti masa Majapahit.
Salah satu yang menjadi ciri khas bagi para anak cucu Majapahit adalah sadar tidak sadar selalu memanjangkan rambut kepalanya dan itulah menjadi salah satu yang terlihat jelas bagi yang sudah memahami secara mendalam tentang keterkaitan hal ini. Banyak hal belum terungkap secara gamblang karena memang hanya akan ditelusuri oleh para anak cucu yang mendapatkan amanah untuk hal tersebut. Semoga ke depan sejarah akan terbuka dengan segamblang gamblangnya dan mengubah tatanan yang sudah terlalu komplek saat ini. Semoga.
No comments:
Post a Comment