Saturday 25 May 2024

Sowan Berkunjung ke Habib Nuch Al Haddad Solo

Ratibul Haddad atau Ratib Al Haddad adalah sebuah amalan bacaan dzikir yang telah disusun oleh Al Imam Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad dari Hadramaut Yaman. Secara turun temurun amalan Ratib Al Haddad dibaca oleh keluarga Family Al Haddad salah satunya adalah keluarga Habib Nuch Al Haddad sebagai Sohibul Ratib Al Haddad di wilayah Surakarta. Perjalanan Ratib Al Haddad di Surakarta ini ada sejak era Amangkurat IV dimana saat itu salah satu putri kesayangan beliau sakit dan pada akhirnya sang Raja membuat sayembara barangsiapa sanggup menyembuhkan sakit puterinya itu akan diambil menantu. Al kisah pada saat itu hadir seorang pendakwah dari Hadramaut Yaman bernama Syarif Sayyid Ibrahim Al Haddad dan mendengar sayembara sang Raja tadi maka berusahalah mengikuti dan pada akhirnya sang puteri pun sembuh. Sesuai janji sang Raja tadi maka dinikahkanlah keduanya. Dari situlah kemudian diberikan wilayah untuk tempat tinggal keduanya di wilayah kadipaten Pajang yang kini dikenal dengan nama kampung Saripan dari kata Syarif tersebut.

Salah satu tokoh ulama yang merupakan keturunan Syarif Sayyid Ibrahim Al Haddad tadi adalah keluarga Habib Nuch Al Haddad yang tinggal di jalan Wiropaten Pasar Kliwon Surakarta persis sebelah timur SMU Diponegoro Pasar Kliwon.
Kali ini penulis ikut membersamai jamaah Ratibul Haddad dari kampung Bendungan Begajah Sukoharjo yang dipimpin oleh Pak RT Giyono didampingi oleh Pak Teguh Modin dari Gupit Nguter juga Ketua Majelis Ajar Tresno Mas Bowo dari Manisharjo serta beberapa jamaah yang semuanya tergabung dalam rombongan sebanyak 2 mobil. 
Berangkat pukul 08:30 WIB dari Bendungan Begajah dan sampai di Ndalem Habib Nuch setengah jam kemudian langsung disambut dan dipersilahkan bertemu bersalaman langsung serta mendapatkan doa dari Habib Nuch Al Haddad. Sungguh luar biasa perasaan yang dialami para jamaah bahkan ada yang terharu dan hampir saja menangis ketika bertemu Habib Nuch Al Haddad dimana seluruh jamaah yang hadir berharap dan memohon agar majelis Ratib Al Haddad dari Bendungan Begajah ini dapat istiqomah dan menjadi sebuah majelis yang bermanfaat.
Di akhir perjumpaan para jamaah pun mendapatkan air doa serta makanan kesukaan Habib Nuch Al Haddad yang telah dibawa dan didoakan oleh beliau sehingga menjadi wasilah untuk dapat menerima ijazah Ratib Al Haddad secara maksimal dan jamaah pun dipersilahkan berphoto bersama dengan sang empunya rumah Habib Nuch Al Haddad. Khalid.

Wednesday 15 May 2024

Jika Cinta Saridin Berakhir

Photo by Mahira Make Up Artist


 Sore itu sedikit mendung dengan suhu udara yang agak dingin menyelimuti sekitaran kampung Sorodadi tempat dimana Saridin menghabiskan sisa umur yang telah melampaui angka 40. Selepas sholat Ashar berjalan pulang dari surau yang hanya berjarak 50 meter dari gubug miliknya itu. Alhamdulillah Gusti masih diberikan kesempatan sholat berjamaah bersama warga sekitar, gunggam mulut Saridin. Sedang asik asiknya melamun tiba tiba muncul sebuah mobil putih di jalan depan rumahnya itu. Turunlah sosok yang sudah tidak asing termasuk dari aroma parfum yang terbawa angin saat pintu mobil itu terbuka, Assalamu'alaikum Mas....dan menyapalah sosok tak lain adalah Jikem keponakan Pakdhe Sastro juragan material..Mas, maaf nanti sore datang ke rumah ya ada hal yang ingin aku bicarakan secara face to face dengan sampeyan...dan ini Mas adab sedikit oleh oleh tadi dibawain dari acara hajatan buat dibawa pulang bonus merias manten...

Okey...maturnuwun sudah merepotkan...jawab Saridin datar datar saja seolah ada sesuatu hal kurang berkenan di dalam hatinya itu..

Bener lho Mas nanti datang..jangan ngapusi...penting soalnya..sahut Jikem serius

Aku pamit dulu kalau begitu ya Mas...masih ada hal belum terselesaikan...Oh iya Dek..hati hati di jalan ya...Baik Mas...Assalamu'alaikum....Wa'alaikum salam....dan pintu mobil pun tertutup menghantarkan Jikem pergi berlalu dengan senyuman dari sopir yang membawa tadi dari balik kaca mobil yang setengah terbuka.....

Hmmm....sedikit ada perasaan aneh dalam hati Saridin...sesuatu yang terasa panas dan membakar namun tetap ditahan....Ya semoga yang terbaik buat Dek Jikem...gunggam mulut Saridin mencoba melepaskan sesuatu yang berat itu

Sore itupun Saridinmemenuhi permintaan Jikem untuk hadir dirumahnya dengan pakaian seperti biasanya yang menjadi andalan kemanapun dirinya pergi...baju Jowo alias surjan yang sudah nampak lusuh sebab menjadin satu satunya baju yang sering dia pakai kemana pun Saridin pergi.

Saat memasuki halaman rumah Jikem mobil putih yang tadi siang nampak terparkir rapi di depan rumah Jikem, Assalamu'alaikum....salam di ucapkan oleh Saridin....Wa'alaikum salam...monggo pinarak Pakdhe....sahut seorang lelaki yang terlihat sedikit lebih muda daripada dirinya...monggo pinarak duduk...Maturnuwun nuwun Om....jawab Saridin kalem

Oh sudah datang Mas...kata sosok dari balik pintu sambil membawa minuman dan cemilan tak lain adalah Jikem..Iya dek...lha tadi disuruh kesini...apa perlu aku balik kanan lagi dan pulang...jawab Saridin datar dan kalem seolah ada sesuatu yang menahan dari balik dirinya itu...Eh ya jangan Mas...aku belum ngomong ke sampeyan malah mau pergi saja....Lha daripada mengganggu kamu masih ada tamu...Jawab Saridin kalem...Jikempun sedikit salah tingkah dan mencoba tenang menghadapi situasi yang diluar perkiraan itu

Oh ya Mas kenal kan ini Mas Pras yang menemani aku tadi di hajatan...Oh ya...Saridin...sambil menjulurkan tangannya...Pras..jawab lelaki itu...salam kenal....1,2,3,4 detik sedikit hening....ehem...mari diminum Mas kopinya...oh iya makasih Dek....

Maaf Mas...aku mau jujur bahwa selama ini mungkin Mas Din belum tahu jika ada mas Pras yang menemani kemana aku pergi untuk merias...ini mas Pras putra Pak Setyo juragan beras di kampung dekat kota...biar Mas Din kenal...biar ga mikir macam macam soal aku Mas...

Ah engga...mikir apa tho...lha selama ini memang aku mikir apa? Jawab Saridin sedikit ngeles menutupi kegalauan hatinya itu...Ya kalo memang jodoh dan cocok malah bagus saya doakan juga biar awet nantinya...seperti Adam Hawa...kata kata yang diluar perkiraan Jikem ternyata keluar begitu saja..Jika memang cocok segera saja diresmikan daripada terjadi hal hal yang diluar nuril..sebab sudah ada kasak kusuk di kampung ini takutnya juga malah menjadi fitnah yang tidak di inginkan secara posisi dan kondisi mu yang termasuk keluarga terpandang apalagi masih keponakan pakdhe Sastro maka kamu juga wajib menjaga nama baik semuanya...

Jikem pun tertunduk seperti mendapatkan jawaban yang tidak seperti perkiraannya itu....Yowes itu saja tho poinnya...aku pamit sudah menjelang magrib ini...takutnya nanti ga ada imam di surau soale Tukijo sedang pergi nganter anaknya ke kota beli sepatu tadi...yowes ya aku pamit...mari Mas Pras...tulung Jikem dijaga sebaik baiknya dan bahagiakan sebisanya sebab banyak hal terlewatkan....Nggih Pak Din

Dalam perjalanan pulang pun Saridin berfikir dan berfikir hingga teringat sebuah wejangan mbah Wagimoen...Din apapun di dunia ini hanyalah fana...hanyalah sebatas iliusi...disitulah nanti kamu akan belajar tentang Sabar, Ikhlas dan akhirnya bersyukur....Jika urusan dunia jangan di masukkan dalam hati dan jangan merasa memiliki...cukup kita letakkan di telapak tangan saja sebab pada akhirnya akan kita tinggalkan selama lamanya....petuah Mbah Wagimoen pun akhirnya sedikit menghibur dan mencerahkan hati dan pikiran Saridin yang mana selama ini sudah berharap banyak kepada Jikem pujaan hantinya itu...Kamu sudah melampaui berbagai hal berbagai pengalaman masalah seperti itu biasa terjadi dalam kehidupan,itulah sebab jangan pernah berharap kepada sosok makhluk termasuk manusia Din....berharaplah kepada Sang Khalik Pemilik Maha Segalanya maka kamu akan selalu ingat hanyalah Gusti Alloh yang selalu dapat kita harapkan dan menjadi pegangan dalam kehidupan ini

Dan akhirnya lantunan adzan surau oleh lek Paimin membuyarkan banyangan Mbah Wagimoen dibenak Saridin sore petang itu....Alhamdulillah masih dipertemukan dengan magrib hari ini

-----------------------------------------The End-----------------------------------------------------------------------

Saturday 20 January 2024

Pembagian Buku Kitab Ratibul Haddad Dari Wiwaha Aji Santosa, S Pd

Adalah Bapak Wiwaha Aji Santosa, S Pd seorang pensiunan Guru SD yang aktif berdakwah serta pegiat ormas agama juga organisasi resmi dalam beberapa keahlian yang hadir di tempat kami yang juga merupakan kerabat alias masih keterkaitan keluarga dekat sebab beliau merupakan pak cilik atau om dari kami untuk bertemu dengan tim BPJS Tenaga Kerja terkait dengan program beliau dalam pemilihan legislatif DPR RI.
Dalam kesempatan ini pun kami sempat ngobrol tentang beberapa hal terlebih program dan visi misi beliau ini untuk membangun masyarakat Indonesia khususnya wilayah Sukoharjo, Klaten, Boyolali dan Solo yang merupakan daerah pemilihan 5 dimana beliau mencalonkan diri sebagai wakil rakyat di Senayan nantinya.
Dan ketika kami menyampaikan aspirasi dari beberapa kawan yang juga jamaah majelis maka dengan tanggap beliau pun bersedia membantu dengan pengadaan Buku Ratibul Haddad yang mana merupakan salah satu amalan yang biasa dibaca dalam majelis ratib Al Haddad.
Sambutan ini pun membuat kami gembira dan semakin bersemangat untuk istiqomah menyebarkan Ratib Al Haddad di masyarakat luas khususnya di wilayah kami ini di Sukoharjo dan sekitarnya. Pembagian kitab Ratib Al Haddad ini juga sebagai sarana mengenalkan sosok Wiwaha Aji Santosa kepada para jamaah untuk mohon doa serta dukungan atas hajat beliau maju sebagai calon anggota dewan DPR RI di pemilu 2024.
Semoga jalan beliau.dipermudahkan dan dikabulkan hajatnya diberikan kesehatan kebahagiaan dan terus mengawal umat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Terima kasih Bopo Wiwaha Aji Santosa, S Pd atas support dan dukungan kepada kami para jamaah Ratib Al Haddad. Khalid