Friday, 29 July 2022

Pengajian Menyambut 1 Muharram Masjid Nurul Iman Kepuh Mertan Bersama Abah Gus Dur Plarung

Dalam rangka menyambut tahun baru Hijriyah 1 Muharram tahun ini takmir masjid Nurul Iman dusun Kepuh desa Mertan Bendosari mengadakan pengajian yang kali ini mengundang penceramah yaitu Abah Yarto atau dikenal sebagai Gus Dur Plarung. Kali ini beliau didampingi mas Sidik dari Plesan dan juga Lek Gimin dari Majelis Ajar Tresno Manisharjo hadir selepas bakda Isya'. Menurut pak ketua RT Kepuh acara pengajian ini nantinya akan rutin digelar dan menjadi agenda tahunan di masjid Nurul Iman. Dalam sambutannya pak RT mengucapkan terima kasih atas kehadiran para jamaah yang lebih dari 50 orang baik anak anak, dewasa maupun orang tua dari lingkup dusun Kepuh desa Mertan.

Dusun Kepuh Mertan ini berada tepat di sisi timur Goa Mertan sehingga memiliki sebuah sisi historis perjalanan dakwah Mbah kyai Sayyid Iman dimana saat itu beliau bersembunyi dari kejaran pasukan Belanda di Goa Mertan ini. 
Acara ini sekaligus mengingatkan kita akan perjalanan sejarah beliau Mbah kyai Sayyid Iman terlebih ulasan dari makna menyambut tahun baru Islam yang kita kenal dengan malam 1 Suro dimana bagi masyarakat Jawa merupakan malam yang sakral karena awal pergantian tahun.
Hal inipun diwedar diulas oleh Abah Gus Dur dengan rujukan kitab melihat makna tahun baru Hijriyah dari sisi keagamaan serta sisi sosialnya. Makna Hijrah dalam arti luas adalah berpindah dari hal buruk kepada hal hal yang baik yang mendekatkan kita pada Sang Maha Pencipta yaitu Gusti Alloh SWT. Dalam pengajian inipun dibacakan doa awal tahun serta penjelasannya dan di akhir acara ditutup doa bersama dipimpin sesepuh dusun Kepuh Desa Mertan. Khalid

Sunday, 24 July 2022

Rutinan Ratibul Haddad di Masjid Baiturrahim Brongkol Kwansan Jumapolo bersama Pak Kyai Zainuddin Ketro


Jumapolo adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan kabupaten Sukoharjo. Jika kita mendengar kata Jumapolo maka akan terbersit buah Durian atau Duren. Memang disinilah salah satu wilayah penghasil durian terbaik di wilayah Karanganyar. Adalah masjid Baiturrahim yang berada di wilayah Jumapolo tepatnya di dusun Brongkol desa Kwangsan yang mana saya diundang untuk mendampingi pak kyai Zainuddin dari Ponpes Asri At Taubah Ketro untuk mengawali pembukaan rutinan Ratib Al Haddad yang sedianya akan dijadwalkan setiap malam Senin atau Minggu Malam bakda sholat Isya'.

Dalam edisi perdana malam itu Alhamdulillah para warga masyarakat jamaah masjid Baiturrahim antusias dengan hadirnya jamaah kurang lebih 25 orang mulai dari anak anak, dewasa dan para orang tua. Tentu ini adalah sebuah penyemangat tersendiri dengan hadirnya para jamaah tersebut dan kami berharap akan terus Istiqomah dalam mengaji khususnya pembacaan Ratibul Haddad yang memang memiliki manfaat besar dalam berkehidupan di dunia sekaligus nantinya di akherat.
Acara dipimpin langsung oleh pak kyai Zainuddin dengan takmir masjid dan jamaah membaca bersama sama Ratib Al Haddad dengan waktu sekitar 30 menit. Dalam edisi perdana inipun diriwayatkan tentang penyusun Ratib Al Haddad yaitu Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad yang mana beliau ini menjalankan amalan membaca Ratib Al Haddad selama 40 tahun tanpa putus dan akhirnya mendapatkan julukan sebagai seorang wali Qutub.
Kami pun sempat berdiskusi untuk menjalankan Ratib Al Haddad ini secara Istiqomah dan memberikan semangat serta perbandingan dengan majelis masjid yang lainnya sehingga akan memperkuat semangat para jamaah. Hal ini juga akhirnya diamini para jamaah serta sesepuh masjid antara lain Mbah Samhuri dan mbah Tugino yang juga sudah mengamalkan Ratib Al Haddad dalam kesehariannya. Mohon doa restu agar kami semua nantinya bisa Istiqomah dalam menjalankan amalan ini. Aaamiiin.Khalid

Saturday, 23 July 2022

Pengajian Rutin Ahad Pagi MI Walisongo Cabeyan Bendosari bersama KH Amin Mustofa

Kembali MI Walisongo menjadi tuan rumah pengajian rutin Ahad Pagi yang diselenggarkan setiap Minggu Legi dan kali ini dengan pengampu pengajian bapak KH Amin Mustofa dari Gedangan Solo Baru yang mana kehadiran beliau didampingi oleh Abah Gus Dur Plarung dan Pak Kyai Zainuddin Ketro
Kali ini tema yang diusung fokus kepada para jamaah putri khususnya para ibu ibu yang hadir pagi itu bersama para murid MI Walisongo Cabeyan Bendosari.
Dalam ceramahnya beliau pak KH Amin Mustofa menjelaskan 3 hal yang diterima ketika masuk pintu surga, pertama orang yang tidak menjaga lisan khususnya orang orang yang suka berghibah dalam hal ini kebanyakan adalah kaum perempuan, yang kedua adalah para anak yang tidak taat dan durhakan kepada orang tuanya dan yang terakhir adalah golongan orang orang yang baqil atau pelit harta untuk kebaikan/sodakoh.
Pembawaan beliau yang lucu pun membuat para jamaah tersenyum dan tertawa seolah yang beliau sampaikan mengena langsung ke hati para jamaah yang didominasi para ibu ibu tersebut. Di akhir penyampaian ceramahnya beliau memimpin doa yang langsung diamini oleh para jamaah. Satu pesan beliau adalah tetap semangat dan Istiqomah dalam menjaga keimanan para jamaah sekalian.
Setelah selesai Bapak KH Amin Mustofa langsung berpamitan sebab masih ada jadwal majelis berikutnya yang sudah menunggu beliau sebagai penceramah. Terima kasih atas siraman rohani di pagi yang cerah dan semoga menjadi bekal kehidupan yang bermanfaat dan berakhlakul Karimah. aaamiiin. Khalid

Thursday, 21 July 2022

Acara Gathering Dinas Komunikasi dan Informasi Sukoharjo bersama Admin Media Sosial

 


Pagi jam masih menunjukkan pukul 9 pagi lebih sedikit saat saya masuk ke halaman parkiran Rumah Makan Ikan Bakar Bu Sum yang berada di jalan Tentara Pelajar Jombor Sukoharjo. Saat itu suasana masih sepi dan baru para karyawan yang hadir mempersiapkan segala sesuatu. Saya pun memarkirkan motor dan ngobrol ditemani pak juru parkir Sutar Gitar dari Gentan. Beliau merupakan pengrajin gitar satu satunya di Desa Gentan yang kini menjadi juru parkir di rumah makan tersebut karena efek pandemi berkepanjangan yang memaksanya harus banting setir menjadi juru parkir. Daripada ga ada pekerjaan mas...begitu kata beliau. Awalnya berat baginya menjalani kehidupan sebagai juru parkir, malu mas harus minta uang parkir ke orang orang begitu alasannya. Namun kini karena sudah terbiasa beliau sudah merasa bisa menjalani peran itu sebaik baiknya. 



Beberapa waktu kemudian tampak mulai tamu berdatangan, sambil nyambi menata motor dan mobil beliau pun berkisah banyak tentang kehidupan. Lha mase acara nopo kok ga masuk ke dalam? Saya sedang nungguin teman pak...jawabku saat itu. Menjelang pukul 10 sayapun masuk ke dalam warung makan itu untuk mengikuti acara bersama Diskominfo Kabupaten Sukoharjo yang mana merupakan acara yang rutin digelar bersama para admin group media sosial se Sukoharjo. Kebetulan hari itu saya dijawil salah satu kawan dan diajak untuk sama sama mendengarkan arahan dari Diskominfo Sukoharjo dengan nara sumber dari Polres Sukoharjo yang saat itu diwakili Bapak Endro. Acara yang diikuti oleh para admin media sosial tersebut berlangsung santai dan penuh kekeluargaan antara lain dari group Info Cegatan Sukoharjo, Sukoharjo Makmur, Ikatan Mancing Casting Sukoharjo, PPDS Paguyuban Peduli Desa Serut dan beberapa group media sosial lainnya.



Dalam arahan tersebut poin yang menjadi sumber bahasan mengenai cara antispasi dan pencegahan Hoax yang memang menjadi salah satu penyakit media sosial saat ini yang berujung pada tindakan kriminalitas dan berurusan dengan hukum negara. Dalam penjabarannya dijelaskan aneka macam dan contoh hoax yang kemudian berurusan dengan hukum negara. Oleh sebab itu para admin media sosial diharapkan bijak dan mengarahkan para anggotanya untuk mencegah Hoax yang berkembang dan mengantisipasinya sedini mungkin.



Di akhir acara diadakan sesi photo bersama dan juga santap siang bersama Diskominfo Kabupaten Sukoharjo yang langsung dipimpin oleh Bapak Suyamto ST. M.Kom selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sukoharjo tersebut.

Tuesday, 19 July 2022

Ngopi Bareng Gus Dur di Juron

 


Setelah hampir 2 minggu tidak bertemu Gus Dur akhirnya kembali ada kesempatan bertemu dan ngopi bareng dalam acara Pendak Pisan nenek mertua dari Gus Dur Plarung yang diselenggarakan di Badran Juron Nguter. Acara yang diisi dengan membaca Yasin dan Tahlil dimulai setelah bakda sholat Isya oleh warga masyarakat sekitar. Dalam acara tersebut tampaknya sebagai salah satu media untuk bertemu dan berkumpul dengan kawan kawan yang memang beberapa waktu terakhir sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Rasa rindupun sedikit terobati dengan berkumpulnya kami semua di acara pendak pisan cintaah Mbah Ginem tersebut.



Dibuka dengan sambutan langsung Gus Dur yang kemudian disambung membacakan surat Yassin yang dipimpin oleh Ustad Rozak dari Plarung acara berlangsung khidmat. Pembacaan doa di akhir acara disampaikan Gus Dur sekaligus juga ucapan terima kasih atas kehadiran warga sekitar yang memberikan bantuan doa kepada mbah Ginem tersebut.



Ketika sedang rehat datang beberapa kawan lagi yang merapat dan kembali kami berdoa dipimpin oleh Bib Irfan dari Kepuh. Selepas acara pembacaan doa kami pun melanjutkan ngobrol santai dan menyantap sajian yang sudah tersedia dari tuan rumah. Acarapun berlanjut dengan ngopi dan ngobrol berbagai hal mulai dari hal agama, sejarah hingga keunikan keunikan dari para wali Alloh. Dalam obrolan tersebut Bib Irfan melontarkan pertanyaan mengapa makam makam para Wali selalu ramai oleh para peziarah yang mana disebabkan oleh kebaikan para wali Alloh semasa hidupnya dan kebaikan itulah yang menjadikan banyak peziarah untuk datang.

Lepas tengah malam sekitar pukul 1 dini hari kami pun selesai ngobrol dan berpamitan untuk kembali ke rumah masing masing. Sebuah pertemuan singkat namun sarat makna dan menambah persaudaraan diantara kami semua sekaligus menambah ilmu dan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal untuk berkehidupan di masyarakat.

Wednesday, 6 July 2022

Tausiyah Midodareni Bersama Ustad Kelik Gunawan di Plarung Cabeyan Bendosari Sukoharjo

 




Selasa malam tanggal 05 Juli 2022 adalah momen bahagia bagi putri bapak Sadimin yang bernama Kristina karena akan melangsungkan ahad nikah dengan Dimas sang kekasih. Malam itu dalam tradisi Jawa merupakan malam midodareni dimana sejak sore hari calon mempelai wanita dipingit di kamarnya konon agar para bidadari turun dan menyempurnakan kecantikan sang calon pengantin wanita itu. Dalam acara midodareni ini kebetulan saya mendapatkan amanah dari Abah Gus Dur untuk mendampingi ustad Kelik Gunawan dari ponpes Darul Qur'an Al Aziz Siwal Baki yang akan hadir memberika tausiyah malam itu. Tentu ini sebuah kehormatan sendiri sekaligus untuk belajar kepada beliau cara menampilkan dan membawakan tausiyah di malam sakral midodareni yang umum dilakukan di masyarakat Jawa. Pukul 08 malam para tamu undangan dari masyarakat sekitar hadir termasuk bapak kepala desa Cabeyan yang hadir bersama sang istri malam itu. Acara malam itu dibawakan oleh Abah Gus Dur sebagai pembawa acara dan dimulai dengan pambagyo harjo oleh bapak mantan Lurah sepuh dan dilanjutkan acara nebus kembar mayang.



Saat menunggu kehadiran ustad Kelik Gunawan saya sebagai penulis blog ini ditemani oleh mas Didik warga dusun Badran Plarung dan sambil menemani, mas Didik minat ijin kepada saya untuk memijit bagian tangan agar tidak pegel pegel katanya. Setiap harinya mas Didik ini selain bekerja sebagai juru parkir di pasar Plarung Cabeyan juga menerima panggilan pijat capek atau pegal pegal. Ternyata pijatan mas Didikpun terasa mantap sambil bercerita bahwa sebelumnya hidup di Surabaya dan belajar memijat disana sejak tahun 1991. Sudah lebih dari 30 tahun mas Didik ini menggeluti profesi sebagai tukang pijat panggilan. Dan sudah memilik banyak pelanggan antara lain dari desa Cabeyan, desa Juron, desa Puhgogor, desa Paseban dan sekitarnya.



Menjelang pukul 9 malam datanglah mobil warna putih tak lain adalah ustad Kelik Gunawan dan kami sambut beliau untuk diantarkan masuk ke acara pasamuan Midodareni yang saat sudah dimulai. Setelah berjabat tangan saya dan abah Gus Dur mengawal beliau dan bersalaman dengan para tamu undangan yang telah hadir menunggu. Kehadiran ustad Kelik Gunawan langsung dipersilahkan mengisi tausiyah yang kali ini membawakan tema 4 hal yang wajib dilakukan seorang suami kepada sang istri antara lain mengayomi, menyayangi dan seterusnya. Pembawaan beliau yang lucu dan kocak dalam mengisi tausiyah selalu membuat para hadirinpun tertawa. Interaksi antara ustad Kelik Gunawan dan tamu pun berlangsung interaktif dengan sambutan yang bersahutan. Saya pribadipun sempat terpingkal pingkal karena lucunya tausiyah yang beliau bawakan itu.



Setelah kurang lebih 1 jam tausiyah pun ditutup dengan doa bersama untuk yang punya hajat dan khususnya pengantin berdua dipimpin langsung oleh ustad Kelik Gunawan. Selepas acara tausiyah sambil rehat sejenak kamipun menikmati makan bersama dengan menu sajian khas Midodareni yaitu Becek menu olahan daging sapi mirip rendang dan gulai ini kami santap bersama sama para tamu yang hadir malam itu. Tepat pukul 10 malam acarapun resmi selesai dan sang ustad memohon diri untuk berpamitan. Sungguh sebuah pembelajaran baru dalam melihat performa seorang ustad kondang Kelik Gunawan ini. Khalid

Saturday, 2 July 2022

2 Hari Bersama Gus Dur Plarung

Di awal bulan Juli ini merupakan awal bulan yang sungguh berbeda dan menyenangkan bagi saya pribadi. Diawal bulan yang jatuh pada hari Jum'at 1 Juli 2022 ini saya berkesempatan sholat Jum'at bersama Abah Gus Dur Plarung di masjid At Thaysir Paseban. Selepas jum'atan saya dan Abah Gus Dur Plarung berkesempatan silaturahmi ke ndalem pak kyai Qosim yang berjarak hanya beberapa langkah dari masjid untuk sekedar ngopi. Lucunya kedua beliau ini ternyata saling tukar jadwal Khatib, Abah Gus Dur dari Plarung khatib di Paseban dan pak kyai Qosim dari Paseban menjadi khatib di Plarung. Unik pertemanan keduanya ini.
Setelah ngobrol baik mengenai masjid, jamaah dan juga majelis yang sama sama diikuti saya dan Abah Gus Dur berpamitan pulang,dan malam harinya berencana bertemu lagi di acara peringatan 1 tahun wafatnya ayah dari Gus Dur. Dalam acara tersebut ternyata pak kyai Qosim ijin namun hadir pak Teguh Modin Ngrombot juga pak kyai Zainuddin Ketro serta Mbah Filla seorang terapis yang sekaligus salah satu sahabat kami ikut dalam acara pembacaan Yasin dan Tahlil di Plarung malam itu.
Malam berikutnya tanggal 2 Juli 2022 akhirnya kami berjumpa kembali di acara rutinan Munajat Ratib Al Haddad yang kali ini dilaksanakan di rumah mas Sartono - mbak Nur di dusun Sambirejo Celep Nguter. Acara rutinan yang digagas oleh Abah Gus Dur ini sudah beberapa kali dilaksanakan dan pertama kalinya dilakukan sebelum bulan Ramadhan 2022 kemarin. Tujuan rutinan Munajat Ratib Al Haddad ini adalah untuk membersihkan hati, menjaga ketentraman diri pribadi khususnya juga wilayah di sekitarnya dalam hal ini dusun Sambirejo.
 Alhamdulillah masyarakat sekitar pun merespon positif kegiatan ini dan berharap rutinan ini pun bisa Istiqomah di dusun Sambirejo Celep Nguter. Setidaknya kini ada 5 keluarga secara rutin bergabung dalam Munajah Ratib Al Haddad di dusun Sambirejo Celep Nguter ini.
Jika Yasin Tahlil fadilahnya untuk orang yang sudah meninggal maka Ratib Al Haddad ini fadilahnya lebih khusus kepada orang orang yang masih hidup dan barang siapa Istiqomah mengamalkan Ratib Al Haddad ini Insha Alloh diri pribadi beserta keluarga di dalamnya akan terlindungi dari segala marabahaya yang mengancam serta melancarkan rejeki yang didapatkan. Allohu Akbar.
Alhamdulillah sejak mengamalkan Munajah Ratib Al Haddad inipun manfaat yang dirasakan bagi masyarakat di Sambirejo ini sudah diakui oleh para pengamal rutinan ini. Semua adalah cara untuk berikhtiar dan berdoa kepada Gusti Alloh, insha Alloh dengan penuh keyakinan memohon ridho Nya hajat Dunia kita terkabulkan lewat Munajah Ratib Al Haddad ini. Allohuma amin. Khalid