Sunday 26 June 2022

Munajat Ratibul Haddad Bersama Mbah Kyai Abdullah di Plarung Cabeyan

Hari Minggu malam Senin Wage hujan turun sangat deras sore itu. Selepas magrib hujan yang sejak sore hari turun sedikit mereda saat menjelang isya'. Saya memang ada rencana menghadiri undangan rutinan pembacaan Ratib Al Haddad Senin Wage bersama Mbah Kyai Abdullah dari Wonokarto Wonogiri di rumah ibu Kasinem di Plarung Cabeyan. Tepat selesai adzan isya' saya sampai di masjid At Taqwa Plarung. 

Saat itu ternyata masjid At Taqwa Plarung mendapatkan tamu dari beberapa teman tabligh Jahullah dari luar wilayah yang sedang dakwah dan singgah di Plarung. Mereka adalah rombongan dari Kalimantan juga Jawa Timur yang sedang berkeliling saat ini. Selesai sholat Isya' yang dipimpin oleh sodara ustad Rozaq kami pun bersiap siap untuk datang ke majelis rutinan Senin Wage yang malam itu akan dilaksanakan dirumah ibu Kasinem yang letaknya hanya beberapa meter dari masjid At Taqwa Plarung.

Namun saat hendak menuju ke tempat acara hujan tiba tiba kembali turun dengan derasnya dan saya bersama Abah Gus Dur terpaksa menunggu hujan sedikit mereda. Dari masjid terlihat sebuah mobil memasuki lokasi rutinan dan kami menebak itu pasti rombongan Mbah kyai Abdullah.
Benar saja ternyata beliau sudah hadir saat hujan mereda saya dan lainnya bergegas menuju rumah tersebut. Sambil menunggu jamaah lainnya kita semua ngobrol dan saling bersalaman agar lebih akrab, termasuk jamaah tabligh juga ikut hadir memeriahkan sambil silaturahmi. Setelah acara dibuka oleh Abah Gus Dur dilanjutkan ngaji bersama Mbah kyai Abdullah. Yang lucu apa yang beliau sampaikan dalam tausiyah adalah pertanyaan yang beberapa hari ini mengusik pikiran setelah saya membaca tentang hukum fiqih tentang hal hal yang menyebabkan seseorang menjadi fakir harta dan fakir ilmu yang mana malam itu beliau ulas secara mendalam seolah Mbah kyai Abdullah ini paham betul apa yang menjadi ganjalan di pikiran saya saat ini. Luar biasa karomah beliau yang mana saya meyakini beliau termasuk orang alim Sholeh bahkan mungkin seorang waliyullah diantara kita semua...Wallohua'lam
Dan kejutan tidak hanya itu saja sebab ternyata acara malam itupun dihadiri oleh Habib Ismail Alydrus dari pasar Kliwon Solo yang hadir ditengah tengah acara...luar biasa...selain tentunya kehadiran para jamaah tabligh dari Kalimantan itu.
Dalam pembacaan Ratibul Al Haddad ternyata salah satu teman di medsos dipertemukan yaitu dengan sodar Albert dari Bulusulur Wonogiri yang tak lain selalu mengikuti perjalanan dakwah Mbah kyai Abdullah. Tidak hanya sampai disitu, sejak awal Ratib Al Haddad dibacakan ada sebuah isyaroh bau wewangian khas yang muncul yang bagi saya pribadi merupakan isyaroh luar biasa. Belum selesai rasa penasaran saya di akhir acara datang pak kyai Qosim dari Paseban Jumapolo dan beruntun hadir Habib Hussein Assegaf wow sebuah kejutan yang luar biasa. 
Antara bahagia, kaget, dan haru yang luar biasa. Kehadiran beliau beliau seolah melengkapi suasana yang mana biasa kami datangi antara lain Abah Gus Dur, pak kyai Zainuddin Ketro,pak kyai Qosim, Lik Tugimin Ajar Tresno ini berkah dan barokah yang luar biasa dimana hajat yang diminta Insha Alloh kabul. Khalid

No comments:

Post a Comment