Bukit Taruwongso Weru |
Pagi itu mentari bersinar cerah dan membangunkan raga ini tuk bergegas ke kamar mandi. Dalam pikiran ingin untuk segera beranjak entah kemana. Terbersit sekilas bayangan sebuah menara tua dalam benak dan secepat kilat mandi kemudian bersiap. Hari ini kumulai sebuah perjalanan dalam judul Suatu Hari di Sukoharjo Selatan untuk bisa ditampilkan dalam kisah perjalanan kali ini.
Langkah pertama berpikir untuk mengisi BBM terlebih di salah satu pompa bensin di pinggiran kota Sukoharjo. Setelah terisi lantas menyusuri pinggiran Kali Jlantah sambil mencari sebuah spot yang menurut informasi ada disitu. Walaupun akhirnya memang tidak seperti yang diharapkan.
Baca juga Jelajah Gunung Sepikul Bulu
Pemancar TVRI Wungurejo Tawangsari |
Tujuan berikutnya tergambar sebuah menara tua yang merupakan salah satu situs sejarah Indonesia. Menara Pemancar TVRI Wungurejo yang berada di dusun Wungurejo, desa Pundung Rejo Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Saat itu suasana cerah dan sedikit terasa gersang karena memang musim kemarau dimana tanaman pohon jati semuanya meranggas (menggugurkan daun) sehingga sedikit panas memang. Setelah ambil photo niat hati mencari kuliner khas setempat namun akhirnya tidak berhasil mendapatkan yang tepat.
Puncak Bukit Taruwongso |
Perjalanan selanjutnya adalah mendaki bukit Taruwongso yang berada di kecamatan Weru. Setelah memperoleh informasi dari penjual warung Hik saya susuri arah sesuai petunjuk dan berhasil akhirnya dalam momen pertama kalinya kaki ini melangkah dan menapak puncak Bukit Taruwongso. Pemandangan yang gersang dan panas terasa disini karena selain musim kemarau juga lokasi yang didominasi bebatuan sehingga menambah kepanasan pada tubuh ini. Selepas mengabadikan momen sayapun turun. Beruntung disini sudah terdapat anak tangga sehingga mempermudah pengunjung untuk nik dan turun di Bukit Taruwongso ini.
Pemandangan Wilayah Weru |
Setelah selesai karena hari sudah terasa panas saya putuskan untuk pulang kembali ke rumah. Dengan mengambil jalur pintas melalui pertigaan Lorog. Sesampai di pertigaan Lorog saya memutuskan berhenti sejenak karena mata ini tertuju pada sebuah pikulan Es Dawet Bayat dan pas sekali karena tengrokan terasa kering kehausan. Dan segelas Es Dawet Cendol Putih khas Bayat inipun mengalir ke dalam perut saya dengan sukses. Setelah haus terselamatkan lanjut pulang dengan kecepatan santai.
Es Dawet Bayat Mas Nardi di pertigaan Lorog Tawangsari |
Sekali lagi mata inipun terdiam sejenak kala memandang aktivitas seorang ibu sedang menenun yang kebetulan dekat jalan yang saya lalui tepatnya di desa Malangan. Sambil permisi dan kulonuwun menyampaikan maksud untuk sekedar mengabadikan momen tersebut dan menjelaskan kedatangan saya ini. Dengan ramah beliau mempersilahkan sambil sesekali bertanya dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan tenun tradisonal Sarung Goyor yang memang menjadi salah satu ciri khas daerah Tawangsari.
Tenun Sarung Goyor |
Alat Tenun Tradisional |
Selesai dengan pengambilan gambar sayapun bergegas pamit dan meneruskan perjalanan pulang karena udara semakin panas saja. Mengambil jalur melalui jembatan Lengking yang memang salah satu jembatan baru diatas Bengawan Solo saya putuskan melalui desa Tanjung kemudian desa Mandan.
Taman Bunga Mandan |
Sesampai di Desa Mandan sambil sejenak istirahat saya mampir ke Taman Bunga Celosia Mandan yang memang sedang trending menjadi salah satu wisata swaphoto kekinian dan kebetulan ada seorang teman yang menjadi salah satu juru parkir disitu. Sambil ngobrol tentang Taman Bunga tersebut kemudian mengambil beberapa photo untuk saya bagikan kepada para pembaca.
Nah itulah kisahku hari ini dengan judul Suatu Hari di Sukoharjo Selatan semoga bisa memberikan tambahan hiburan dan informasi untuk para pembaca sekalian.
No comments:
Post a Comment