Tuesday 2 October 2018

Menyusuri Riwayat Bengawan Solo

Hampala Anak Sungai Bengawan Solo

Salah satu nama Sungai yang terkenal dan terpanjang di Pulau Jawa adalah Bengawan Solo. Sungai yang berhulu di Wonogiri  Jawa Tengah dan bermuara di Gresik Jawa Timur ini melewati 8 Kabupaten sepanjang alirannya. Sungai yang berfungsi utama sebagai irigasi area persawahan juga sebagai pengendali banjir ini dahulu merupakan salah satu jalur transportasi air yang menghubungkan antara wilayah tengah dan timur pulau Jawa. Konon Bengawan Solo erat kaitannya dengan perkembangan dunia maritim di Nusantara. Salah satunya adalah sebagai jalur kunjungan salah satu Raja Surakarta saat itu menuju ke Pulau Garam Madura.
Bengawan Solo juga memiliki nilai ekonomis dengan berbagai macam jenis ikan yang terdapat di dalamnya. Seperti ikan Gabus, Ikan Jambal, Ikan Bader, Ikan Baung/Sogo, dan beberapa ikan hasil introduksi seperti Nila dan Gabus malas serta patin pun ada. Bengawan Solo menjadi sumber utama air dalam pembuatan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dimasa Orde Baru oleh Soeharto kala itu. Pada awalnya Bengawan Solo memilik aliran air menuju ke Samudera Hindia di selatan Pulau Jawa namun karena adanya proses alam berupa gempa menyebabkan aliran Bengawan Solo berpindah ke Laut Jawa. Hal ini masih bisa kita lihat adanya Bengawan Solo Purba yang melintasi kota Batu di Wonogiri dan bermuara di Pantai Sadeng. Jalan Raya Giritontro-Pantai Sadeng dahulunya merupakan Bengawan Solo purba sebelum terjadinya perpindahan aliran sungai Bengawan Solo.
Wonogiri merupakan salah satu bukti adanya proses alami pergerakan tanah yang naik dari lautan menjadi daratan. Banyak sekali fosil hewan dan binatang laut yang ditemukan sepanjang pegunungan seribu yang melintasi Kabupaten Wonogiri. Salah satunya yang pernah saya lihat di aliran sungai Gedong Wonogiri saat sedang Casting Ikan Hampala.
Bagi para pemancing Bengawan Solo merupakan anugrah yang diberikan kepada manusia untuk dijaga dan tetap dilestarikan. Namun karena ulah manusia pula kini Bengawan Solo menderita. Banyaknya sampah yang dibuang ke sungai membuat Bengawan Solo tampak kumuh dan kurang menyenangkan. Hal ini juga diperparah dengan beberapa pabrik yang seenaknya membuang limbahnya ke Bengawan Solo dari area hulu/atas sehingga pencemaran pun meluas hingga bagian bawah/hilir. Anak sungai Bengawan Solo pun tak luput menjadi ajang pembuangan sampah yang berujung di Bengawan Solo sehingga semakin kotor saja Bengawan Solo ini. Dampak dari pembuangan sampah ini akan terasa jika musim penghujan dimana akhirnya sampah tersebut menjadikan aliran air macet dan berujung pada banjir dimana-mana.
Misteri Bengawan Solo terus berlanjut dengan adanya pelurusan Bengawan Solo di wilayah Sukoharjo yang meninggalkan Kalimati sepanjang Tawangsari-Grogol. Padahal konon disinilah sejarah perjalanan Joko Tingkir terjadi seperti saat melawan Buaya Putih di Kedung Srengenge di Parangjoro Telukan Grogol. Banyak sekali cerita terkait sejarah atupun mitos yang ada di aliran Bengawan Solo. Contoh lain adalah fungsi Bengawan Solo sebagai jalur untuk mengirim kayu Jati dari alas Donoloyo di Wonogiri sebagai bahan utama membuat Kraton Surakarta Hadiningrat.
Itulah sekelumit cerita mengenai Bengawan Solo dan akan terus kami perbaharui sesuai informasi yang kami dapatkan di lapangan nantinya. Semoga bisa menambah wawasan dan kecintaan kita terhadap alam tanah air Indonesia ini.

No comments:

Post a Comment