Saturday 30 April 2022

Putaran Penutup Buka Puasa Bersama Habib Abdurrahman Al Athos

Sore itu Sabtu 30 April 2022 saya meluncur menuju salah satu rumah kawan di wilayah Juron Nguter rumah mas Wahyudi. Kali ini untuk memenuhi undangan Buka Puasa Bersama Habib Abdurrahman Al Athos yang mana menjadi kesempatan terakhir di bulan Ramadhan tahun ini. Awal kedatangan saya pun disambut salah satu adik ipar dari mas Wahyudi yang kebetulan sudah lama kenal di media sosial namun baru sore itu berjumpa yaitu dengan mas Maryanto alias Bawor salah satu panitia pengelola pemancingan Sendang Sumurup di Juron. Kami pun ngobrol terlebih soal dunia memancing.

Ketika sedang asik ngobrol hadir kemudian beberapa tamu undangan baik kawan mas Wahyudi maupun warga sekitar yang memang diundang untuk acara di sore itu.
Kira kira pukul 17.25 WIB sebuah mobil putih yang ditumpangi oleh Habib Abdurrahman Al Athos terlihat masuk menuju ke rumah mas Wahyudi. Ketika sampai dihalaman rumah beliau turun dan kami yang hadir pun bersalaman. Saat itu beliau terlihat ceria dan sumringah, bahkan memuji kepada saya yang saat itu berbaju Koko dibilang tambah ganteng bahkan dijanjikan akan diberikan Sorban kesayangan beliau jika tambah rapi penampilan yang ada pada saya ini. Secara halus saya pribadi belum mampu menerima tawaran tersebut dan sang Habib pun berkata jika tawaran dan janji itu tidak sekedar saat ini tetapi berlaku seumur hidup. Sayapun merasa tersanjung dan sekaligus malu jika beliau sampai mengatakan seperti itu.
Ketika adzan magrib berkumandang seluruh hadirin dan Habib Abdurrahman Al Athos menyegerakan berbuka. Aneka minuman dan makanan tersaji di hadapan para tamu yang hadir. Setelah selesai berbuka puasa acara dilanjutkan sholat magrib berjamaah. Sesi kedua berbuka puasa dengan hidangan bakso khas Solo yang memang menjadi salah satu usaha dagangan keluarga ini di perantauan di pulau Bali disajikan bersama iwak kali crispy. Beliau Habib Abdurrahman Al Athos terlihat sangat menikmati sajian tersebut bahkan menambah porsi saking demen dengan masakan itu.
Yang menjadi menarik, rencana awal beliau yang hanya teragendakan untuk berbuka puasa dan sholat magrib akhirnya ditambahkan agenda sholat Isya'dan taraweh berjamaah. Hal ini menjadi kejutan bagi keluarga mas Wahyudi sebab ternyata Habib Abdurrahman Al Athos berkenan menjadi imam sholat walaupun tidak dalam masjid. Subhanallah...
Saya pribadi dan kawan kawan dari Habib Dur Community pun serasa mendapatkan kejutan dengan perubahan rencana beliau ini apalagi malam ini adalah malam untuk terakhir kalinya sholat Taraweh di bulan Ramadhan tahun ini. Selesai sholat taraweh beliaupun masih merasa kerasan dan betah dan memohon ijin kepada tuan rumah untuk memperpanjang waktu. Subhanallah....mas Wahyudi selaku tuan rumah pun merasa sangat senang dan bahagia. Beliau Habib Abdurrahman Al Athos pun memberikan beberapa wejangan untuk para tamu khususnya keluarga tuan rumah hingga pukul 21:00 WIB dan kemudian berpamitan pulang dengan wajah yang terlihat ceria dan bahagia seperti menemukan sesuatu yang berbeda dan menyenangkan hati beliau ini.
Setelah Habib Abdurrahman Al Athos beranjak saya dan beberapa kawan majelis melanjutkan acara dengan pembacaan Ratibul Al Haddad dipimpin pak kyai Zainuddin dan didampingi oleh Abah Gus Dur Plarung hingga selesai. Suasana malam itu pun terasa semakin special saat kami memutuskan berpindah tempat memenuhi undangan ngopi di rumah mas Paidi Sambirejo Celep dimana kemudian menyusul Habib Irfandi dari Kepuh dan pak kyai Qosim dari Paseban Jumapolo. Kamipun saling bercerita khususnya untuk mendengarkan hal hal yang disampaikan oleh Habib Irfan tentang ilmu agama dengan bertabarukan bersama pak kyai Zainuddin dan pak kyai Qosim.  
Acarapun berlangsung seru dengan tawa canda yang tiada putus di malam itu hingga menjelang sahur di rumah mas Paidi. Kami semuapun berharap malam itu menjadi malam pilihan untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Khalid

Riwayat Gus Yarto (Gus Dur Plarung)

Awalnya mendengar sosok dan nama beliau dari salah satu pak cilik tentang seseorang yang diceritakan memiliki kelebihan dan keunikan dalam hidup bermasyarakat di daerah Plarung Cabeyan daerah perbatasan antara Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri. Sosok tersebut dikenal dengan sebutan Gus Dur dimana nama asli beliau Yarto, S.Ag seorang pendakwah sekaligus memiliki kelebihan khususnya terkait hal hal yang tidak sewajarnya dalam kehidupan manusia pada umumnya. Sosok yang unik dan menarik, begitu kata hati saya saat membayangkan orang yang diceritakan oleh pak cilik saya Prawoto Aji Santosa waktu itu saat awal awal menjelang pilkada Sukoharjo 2021.

Menurut pak cilik yang memang dahulu sering berdagang di Pasar Plarung mengenal sosok Gus Dur lain dari yang lain dan menurut pak cilik saya itu sosok Gus Dur sangat dihormati dan disegani di wilayah Plarung, Cabeyan, Juron, Plesan bahkan hingga Kedungwinong Nguter. Beliau ini memang sering hadir dalam majelis majelis maupun sebagai imam masjid di wilayah tersebut sebab merupakan Ketua Ranting PC NU wilayah Cabeyan Bendosari.
Awal perjumpaan dengan Gus Dur ketika ada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Manisharjo waktu itu penyelenggara acara adalah Majelis Taklim Ajar Tresno pimpinan sodara Rahmat Wibowo Manisharjo. Dalam acara Maulid yang menghadirkan Habib Abdurrahman Al Athos tersebut sejak awal terasa ada yang ganjil ketika berkenalan dengan Gus Dur ini. Saat itu saya melihat tag name atau tanda nama di jaket Banser yang beliau kenakan dengan tulisan GUS DUR. Dalam hati berkata Oalah ini tho orangnya yang diceritakan oleh paklik. Singkat cerita saya sekedar menyapa dan berjabat tangan, dan mencoba menghindar dari Gus Dur ini.
 Ternyata justru beliau semakin mendekat dan memepet saya yang waktu itu duduk santai dengan sedikit berbisik beliau menyuruh saya menanggalkan anting anting yang saya pakai dan berkata "apus apus" seolah paham apa yang sebenarnya menjadi tujuan saya. Dengan sedikit kaget dan ternyata Gus Dur itu tahu kamuflase yang saya jalani saya pun membalas "Ssst...menengo wae" saya menyuruh beliau untuk tidak banyak kata dan diam karena banyak orang takutnya terjadi salah paham dan endingnya saya nanti kerepotan terlebih saat itu ada Habib Abdurrahman Al Athos dan Habib Haydar Azmatkhan yang merupakan tamu undangan.
Sejak itu pula seolah ada rasa ingin mengenal Gus Dur lebih jauh hingga pada suatu hari saya menyempatkan diri sowan ke rumah beliau di timur Pasar Plarung dan saya pun semakin kaget ketika saat itu ternyata Gus Dur sudah menunggu di depan rumah beliau bahkan menyapa "arep nyangndi Kang?" Mau kemana mas?
Wah luar biasa ternyata hati kami tersambung dan beliau seolah olah sudah menunggu kedatangan saya. Selanjutnya ketika menyuguhkan kopi ternyata keluar 4 gelas kopi hitam sedangkan kami cuma berdua saja, nanti ada tamu lagi seolah Gus Dur berkata seperti itu. Tak lama memang datang 2 orang murid murid Gus Dur dari Banaran Serut.
Itulah sekelumit cerita di awal perjumpaan dan perkenalan saya pribadi dengan mas Yarto alias Abah Gus Dur Plarung yang memiliki hal hal unik yang mana boleh dikatakan seperti itulah karomah beliau yang Insha Alloh salah satu kekasih Gusti Alloh yang dicintai oleh Rasullullah. Sepak terjang dan keikhlasan Gus Dur Plarung sudah tidak diragukan lagi dan tidak boleh dianggap sepele. Bahkan tiada seorangpun tahu bahwa beliau ini merupakan Sarjana Agama Islam dan memiliki sertifikat resmi sebagai Amil Zakat yang berhak mengatur penerimaan dan pembagian zakat di wilayah tersebut. Subhanallah. Khalid

Friday 29 April 2022

Ngesong, Plarung dan Ketro...Terima Kasih Atas Sambutannya

Jum'at 28 April 2022 saya selaku penulis blog ini mendapatkan 3 undangan acara berbeda dalam waktu yang berurutan yaitu acara pembacaan Ratibul Al Haddad dan Buka Puasa Bersama di Masjid Nurul Hidayah Ngesong, Acara Walimatul Aqiqah di rumah bapak Sugeng Plarung Cabeyan, dan terakhir acara Mujahadah di Ponpes Asri At Taubah milik pak kyai Zainuddin. Pukul 16:00 WIB pembacaan Ratib Al Haddad dimulai dipimpin oleh pak kyai Zainuddin bersama para jamaah masjid Nurul Hidayah Ngesong hingga waktu menjelang magrib dilanjutkan buka puasa bersama jamaah dan disambung dengan sholat Isya' dan taraweh berjamaah.
 Selepas sholat taraweh saya dan pak kyai Zainuddin berpisah karena beliau kembali ke Ketro untuk acara pembacaan Yasinan 7 hari meninggalnya salah satu tetangga rumah beliau sedangkan saya meluncur ke Plarung memenuhi undangan dari Abah Gus Dur Plarung dimana salah satu adiknya menggelar acara Walimatul Aqiqah yang merawuhkan Sholawat bersama Habib Abdurrahman Al Athos. Sebagian jamaah dari Ngesong juga turut hadir memeriahkan bersama sama Habib Dur Community yang terdiri atas jamaah dari Plarung, Juron, Banaran, Sambirejo, Plesan juga wilayah di sekitar desa Cabeyan bahkan ada salah satunya Joho (Agyar) Sukoharjo dan Manisharjo.

Dalam acara Walimatul Aqiqah tersebut turut hadir Haji Abdul Basyid tak lain adalah Pangsit Anjasmara salah satu vokalis ex group musik humor Teamlo Solo.
Selain itu juga dihadiri beberapa tokoh lokal seperti bapak Kades desa Juron, bapak kades desa Cabeyan, pak kyai Qosim dari Seban, Ustadz Ahmad dari Banaran, dan tokoh tokoh masyarakat setempat. Pak kyai Zainuddin yang hadir sedikit terlambat juga ikut larut dalam lantunan Sholawat Bersama Habib Abdurrahman Al Athos. Dalam kesempatan itu juga diadakan pencukuran rambut oleh para tokoh yang hadir kepada sang buah hati dari bapak Sugeng dan ibu Heny selaku pengundang jamaah Sholawat. Suasana yang meriah namun penuh kekhidmatan sedikit terasa kocak dengan tauziyah dari H. Abdul Basyid walaupun beliau sempat terharu ketika ada lantunan lagu Ibu yang dibawakan oleh tim Hadrah Al Widad pimpinan ustad Agus dari Gentan Bendosari selaku pengiring Sholawat Bersama Habib Abdurrahman Al Athos.
Diujung acara doa dari Habib Abdurrahman Al Athos menutup acara malam itu dengan wajah yang berseri beliau terlihat puas dengan kegiatan Sholawat Bersama di Plarung atas inisiatif dari Abah Gus Dur Plarung selaku pimpinan Habib Dur Community.
Selesai acara saya pribadi berniat menuju Ketro Jatirejo Jumapolo Karanganyar memenuhi undangan mujahadah bersama Bib Irfan di ponpes milik pak kyai Zainuddin namun kemudian ada jamaah dari Sambirejo yaitu pak Sartono dan pak Paidi yang ingin bertemu, sambil menunggu sempat saya berphoto bersama beberapa jamaah dari Sambirejo Celep. Setelah mas Sartono, mas Suliyo dan pak Paidi hadir kami ngopi bareng sebelum saya berpamitan untuk berpindah tempat menuju ponpes Asri At Taubah karena sudah ditunggu Bib Irfan yang hadir ditemani kyai Zainuddin. Acara Mujahadah hingga waktu sahur pun terasa singkat dan mengesankan terlebih bercerita mengenai sejarah para wali wali Alloh juga kejadian kejadian unik yang ada. Khalid

Thursday 28 April 2022

Carilah Ilmu Dari Orang Orang Sholeh

Beberapa waktu terakhir ini saya sebagai penulis blog merasa bersyukur dapat dipertemukan dengan para kyai, ulama bahkan habib dimana beliau semua itu adalah golongan orang orang Sholeh dan kita diwajibkan untuk mendekat para orang orang seperti itu. Bagi saya pribadi makna dari mendekati para alim ulama adalah untuk belajar menimba ilmu agama sekaligus bersilaturahmi sebagai jembatan untuk mendapatkan ilmu ilmu yang bermanfaat.

Saya sendiri hanyalah orang awam yang mana mendapatkan pelajaran agama sebatas pada Pendidikan Agama Islam saat di bangku sekolah jaman dahulu. Kenapa awam? Sebab jarang bahkan tidak pernah hadir dalam sebuah majelis taklim ataupun mengikuti ceramah di masjid. Saat itu memang saya merasa dalam kondisi jahiliyah jauh dari sebuah keyakinan bagaimana untuk mengenal Gusti Alloh. Awalnya saya sekedar mengenal sejarah perjuangan bangsa dari era kerajaan hingga kemerdekaan, kemudian mengerucut pada perjalanan sejarah agama Islam di Nusantara hingga merujuk pada silsilah dan sejarah keluarga. Mungkin sudah menjadi suratan takdir bahwa jalan dakwah akan menjadi sebuah tanggung jawab bagi saya. Namun bagaimana cara saya memulainya sedangkan pengetahuan agama sayapun sangat minim. Hingga Gusti Alloh membuka pelan pelan tabir kehidupan yang selama ini tertutup rapat bahkan tiada pernah terlintas sekalipun tentang hal tersebut. Perjalanan spiritual yang mana seolah bagaikan tertata secara runut dan indah hingga muncul kejadiaan yang secara akal, logika dan pikiran tiada bertemu jawabannya. Salah satunya adalah pertama kali berjumpa Habib Abdurrahman Al Athos dimana saat itu acara peringatan Maulid Nabiyullah Muhammad SAW di Majelis Ajar Tresno Manisharjo. Kala itu seusai bersalaman dengan Habib Abdurrahman Al Athos saya dipanggil untuk duduk dan menemani beliau dibarisan depan para jamaah. Hal ini sontak mengagetkan diri pribadi saya yang mana dalam seumur hidup baru pertama kali mengikuti sebuah acara Majelis Taklim. Sebuah pengalaman yang membuat saya malu ketika harus duduk di depan berdampingan dengan orang sekelas beliau Habib Abdurrahman Al Athos. 
Selain itu juga hal sama uniknya terjadi ketika pertama kalinya berjumpa Gus Ridho pimpinan pondok pesantre Mambaul Hikmah Kalikatir Selogiri, dimana ketika habis ziarah di makam Mbah Abdul Aziz tak lain pendiri pondok dan ayahanda Gus Ridho ketika bersalama Gus Ridho mencium kepala saya yang saat itu salah kostum diantara jamah yang hadir. Hingga ketika Gus Ridho berkenalan dan tahu nama saya beliaupun tambah terkaget kaget dan akhirnya tertawa sangat bahagia karena sebelumnya beliau inipun penasaran dengan sosok pribadi saya. Lho ternyata saya ini dibicarakan banyak orang. Ealah.
Ya sekelumit cerita mengenai manfaat berjumpa dengan orang orang Sholeh termasuk para alim ulama, kyai, ustad, dan habib. Gusti Alloh pasti menuntun kita pada hal hal yang baik jika niatan kitapun tulus dan ikhlas untuk kebaikan. Khalid

Wednesday 27 April 2022

Buka Puasa Bersama Habib Abdurahman Al Athos di Sambirejo Celep Nguter Sukoharjo

Hari Rabu 27 April 2022 ada sesuatu yang berbeda di dukuh Sambirejo desa Celep Nguter Sukoharjo. Suasana menjelang berbuka puasa terlihat ada kesibukan di salah satu rumah warga yaitu dirumah orang tua mas Paidi. Saat itu terlihat beberapa anak juga ibu ibu mondar mandir mempersiapkan sesuatu. Ketika saya datang disambut mas Paidi mewakili tuan rumah dan mempersilahkan untuk duduk. Sore itu terasa suasana kekeluargaan yang akrab. Mas Paidi adalah seorang warga asli dari dukuh Sambirejo Celep Nguter. Setiap harinya mas Paidi bekerja sebagai petani penggarap lahan kosong. Sebagai petani penggarap tidak banyak hal yang beliau harapkan dari pekerjaannya tersebut dan cuma sebagai penyambung hidup. Namun ada sebuah hal yang membuat saya pribadi salut. Dalam keadaan yang boleh dikatakan jauh dari kata mapan beliau ini berkenan "ngajangi" alias menerima kehadiran untuk menjamu Habib Abdurrahman Al Athos. Semangat untuk mahabah terhadap dzuriyah Rasullullah inilah yang kami merasa salut dimana dalam kondisi yang boleh dikatakan seadanya Mas Paidi berusaha melayani dan memuliakan beliau seorang Habib keturunan Rasulullah. Bahkan ada sebuah kejadian dimana mas Paidi bercerita mencari ikan dan udang untuk dimasak sebagai sajian berbuka saat sedang mencari ikan tersebut hasilnya diluar perkiraan dan mencukupi. Awalnya ikan wader tersebut hanya untuk pelengkap sajian namun ternyata Habib Abdurrahman Al Athos justru menyukai wader goreng itu. Hal inilah yang mengagetkan mas Paidi hingga merasa senang sekali ikan yang dicari di sungai itupun didahar dengan lahap oleh beliau sang Habib.
" Wong aku kui Jane golek urang nggo gawe bothok...wadere Melu tak deruki" begitu awal cerita mas Paidi
"Sing aneh biasane golek iwak neng kali angel...lha kok Iki lagi setengah jam wes Entuk okeh...ora biasane Entuk entukan iwake koyo ngene" sambung cerita mas Paidi dalam logat Jawa khas orang pedesaan. Saya yang mendengar cerita tersebut cuma mesem, itulah salah satu karomah para dzuriyah Rasulullah kata hati saya pribadi. Nilai keikhlasan dari Mas Paidi inilah yang pada akhirnya mempermudahkan nya dalam mendapatkan hasil ikan sungai yang mana hasil itu untuk menjamu sang Habib. Luar biasa dan dalam sekali makna kejadian itu.
Acara buka bersama pun dilanjutkan sholat Magrib berjamaah dirumah tersebut. Hadir para warga sekitar juga sanak saudara mas Paidi. Kemudian menjelang sholat Isya dan taraweh Habib Abdurrahman Al Athos berpamitan untuk menjadi imam di masjid Al Mu'min Sambirejo tak lain adalah masjid kampung tersebut diiringi oleh Abah Gus Dur Plarung serta pak Kyai Zainuddin ponpes Asri At Taubah yang hadir bersama putri kecilnya bernama Ayun.
Petang itu serasa membahagiakan dan penuh Rahmat dari Gusti Alloh dimana seorang Habib berkenan rawuh  dirumah mas Paidi yang notabene hanyalah warga kampung biasa. Khalid

Tuesday 26 April 2022

Khitamul Qur'an di Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kalikatir Wonogiri

Dalam kesempatan kali ini saya mendapatkan Jawilan undangan lewat majlis taklim Ajar Tresno lewat saudara Irfandi untuk merapat hadir dalam acara Khitamul Qur'an di Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Kalikatir Selogiri Wonogiri. Acara khataman bacaan Al Qur'an ini dihadiri para santri, wali murid serta jamaah rutinan Jamilna. Dalam kesempatan kali ini Gus Ridho selaku pengasuh Ponpes Mambaul Hikmah memimpin acara pembacaan doa, sholawat juga memberikan tauziyah kepada para santrinya sekaligus sebagai bekal untuk kembali ke rumah mereka karena merupakan kegiatan penutup Sekolah menjelang libur lebaran tahun ini. Dalam suasana khitmad dan khusyuk beberapa kali terdengar Isak tangis Gus Ridho saat pembacaan doa khususnya doa yang ditujukan kepada para orang tua jamaah yang hadir dengan hampir lebih dari 700 orang saat itu. 

Acara pelepasan para santri menjelang libur lebaran ini pun dihadiri para wali murid dari berbagai daerah yang datang untuk menjemput buah hati mereka yang nyantri di pondok pesantren Mambaul Hikmah Kalikatir ini.
Acara demi acara pun berjalan lancar hingga tengah malam dan ditutup doa oleh Gus Ridho serta sekaligus berziarah ke makam Mbah Abdul Aziz sang pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikmah yang mana makam beliau tidak jauh dari aula yang menjadi tempat berlangsungnya acara. Lokasi makam dulunya adalah rumah tinggal Mbah Abdul Aziz dan tepat dikamar tempat beliau tidur inilah kemudian menjadi peristiratan terakhir sang tokoh pendiri Ponpes Kalikatir ini.
Menurut riwayat Mbah Abdul Aziz merupakan seorang ustad dari Cirebon yang berdakwah di wilayah Kalikatir dimana memulai dakwahnya sejak umur 36 tahun. Rumah tinggal yang pertama beliau bangun itulah yang kemudian menjadi tempat peristirahatan terakhir Mbah Abdul Aziz.
Kini pondok pesantren Mambaul Hikmah berkembang pesat dengan luasnya area meliputi 1 Dusun di wilayah Kalikatir Selogiri Wonogiri.
Bagi saya pribadi rasa penasaran terhadap pondok pesantren yang setiap kali berangkat mancing ke Waduk Gajah Mungkur Wonogiri selalu mengusik hati kini terbayar lunas. Bahkan saya sebagai penulis blog ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari Gus Ridho selaku penerus Mbah Abdul Aziz sebagai pimpinan pondok pesantren. Menariknya saat itu saya hadir sebagai tamu yang kurang pantas dan salah dresscode, dimana para hadirin rata rata memakai baju Koko putih dan sarung sedangkan saya pribadi cuma memakai jemper/jaket merah dengan celana jeans. Namun seolah olah Gus Ridho paham dan bahkan mencium kepala saya sehingga saya pun sempat merinding dan kaget tidak selayaknya seseorang seperti saya ini pantas menerima sambutan yang luar biasa itu.
Ketika seluruh rangkaian acara selesai, kamipun di jamu dengan aneka menu santapan membuat saya pribadi merasa layaknya tamu yang dihormati. Dan kami ngobrol hingga dini hari terkait dengan rencana menggundang beliau Gus Ridho serta Jamilna untuk hadir dalam acara syawalan di majlis Ajar Tresno tanggal 4 Syawal nanti setelah lebaran Idul Fitri 2022. Khalid

Monday 25 April 2022

Merasakan Karomah Mbah Kyai Haji Amiruddin Mu'in Sidoarjo

Berbicara soal karomah yang dimiliki oleh para Wali Wali Alloh memang menarik apalagi bisa merasakan Karomah tersebut secara nyata. Hal yang mungkin mustahil terjadi bisa terjadi atas izin Gusti Alloh yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Nya lewat para wali wali Nya tersebut. Awalnya sekedar mendengar nama Mbah kyai Amir dari salah satu santri beliau sewaktu awal berjumpa dengan pak kyai Zainuddin pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Asri At Taubah Ketro yang berada di Jatirejo Jumapolo. Saat pertama berjumpa pak Udin (begitu saya biasa memanggil beliau) tak lain atas dawuh dari Abah Gus Dur Plarung yang meminta saya untuk datang ke Ponpes Asri At Taubah untuk ngopi bareng. Ini yang ketiga kalinya saya datang di Ketro, dimana 2X sebelumnya gagal bertemu pak Udin bahkan sayapun dikira sebagai Debt Collector oleh santri pak Udin yang bertugas menunggu pondok tersebut....hehehehe....

Pada kesempatan ketiga kalinya itu Alhamdulillah berhasil berjumpa pak kyai Zainuddin dan selang 10 menit berikutnya hujan deras dan lebat disertai petir datang turun dari langit... Wallahu a'lam maknanya...sehingga Abah Gus Dur batal ikut ngopi bersama.
Akhir kata saya, pak Udin dan mas Bakir (santri beliau) ngobrol hingga dini hari. Ketika pukul 2 dini hari mas Bakir ijin untuk menemani istrinya tidur. Saya dan pak Udin pun ngobrol A-Z dan beliau bercerita tentang sejarah perjalanan hidupnya hingga mendirikan Ponpes Asri At Taubah yang tidak lain adalah dawuh dari Mbah Yai Amir. Guru pak Udin adalah pemilik Ponpes Sabirul Rosyad Sidoarjo bernama Mbah Kyai Haji Amiruddin Mu'in. Dari cerita pak Udin inilah pikiran dan hati melintas sebuah keinginan untuk bisa berjumpa Mbah Amir secara langsung. Disinilah hal yang mustahil terjadi namun Gusti Alloh menurunkan Rahmat dan berkahnya.
Saya meyakini jika beliau Mbah Amir seorang wali maka pasti bisa berjumpa langsung dengan beliau ini entah kapan. Karomah beliau benar benar nyata. Selang 10 hari waktu itu saat saya sedang di depan masjid Riyadh pak Udin memberikan informasi bahwa Mbah Kyai Amir sedang berada di Ketro. Tanpa bertanya panjang sayapun langsung meminta untuk pulang bareng pak Udin selesai acara di rumah Habib Abdurrahman Al Athos waktu itu.
Selama perjalanan Solo hingga Ketro hari saya terasa campur aduk, deg degan, kaget, hari, senang dan lainnya. Ketika sampai Ketro ternyata Mbah Kyai Amir sedang istirahat, dan kamipun menunggu diluar bersama santri lainnya sambil berharap beliau bangun dan melihat sosok Mbah Kyai Amir secara langsung.
Singkat cerita karena kelelahan pak Udin tertidur di bangku yang tersedia di depan rumah Mbah Amir tersebut. Saya waktu itu asik ngobrol dengan Pak Karmin yang datang menyusul. Ketika asik ngobrol dengan pak Karmin itulah tiba tiba Mbah Kyai Amir keluar...dan kami berdua pun tanpa dikomando serempak menjabat tangan Mbah Kyai Amir secara bergantian. Saya pun mengaku sebagai santri dari pak Udin walaupun jika pak Udin tahu akan terkekeh kekeh dan tertawa.
Hal lainnya justru menjelang pagi saya sempat ngobrol sedikit dengan Bu Nyai yaitu Hajah Nurul Magfiroh istri dari Mbah Kyai Amiruddin Mu'in yang merupakan salah satu keturunan Kyai Sayyid Iman. Disinilah sayapun sedikit demi sedikit memahami perjumpaan itu yang terjadi atas ijin Gusti Alloh. Luar biasa. Karomah Mbah kyai Amir benar benar terasa. Khalid

Peringatan Nuzulul Qur'an Bersama KH Muh Syafi'i Asy'ari di Masjid Al Furqon Pundungsari Plesan Nguter


Dalam satu hari saya pribadi sebagai penulis blog ini mendapatkan 2 undangan acara yaitu Buka Bersama di masjid Al Barokah Banaran dan juga acara peringatan Nuzulul Qur'an di masjid Al Furqon Pundungsari Plesan. Setelah rangkaian acara di Banaran sampai pada sholawatan beberapa kali pun saya mohon ijin untuk meninggalkan tempat demi memenuhi undangan lainnya yang memang berbarengan. Setelah mohon ijin kepada Habib Abdurrahman Al Athos ditemani mas Yudhi meluncur ke Pundungsari Plesan tepatnya di masjid Al Furqon dimana pertama kali ke masjid inipun mengikuti pembacaan Maulid Nabi oleh Habib Abdurrahman Al Athos beberapa bulan sebelumnya.

Acara yang digelar sebagai peringatan Nuzulul Quran ini menghadirkan seorang kyai nyentrik dari Kedawung Sragen yaitu KHM Syafi'i Asy'ari yang merupakan seorang kyai dengan gaya khasnya menggabungkan ceramah dengan lantunan lagu lagu gubahan beliau. Diiringi oleh Hadroh Kinasih pimpinan Abah Gus Dur Plarung acara dimulai tepat pukul 9 malam. Jamaah yang hadir merupakan warga sekitar Pundungsari Plesan dengan kisaran jumlah lebih dari 150 orang.

 Suasana gayeng dan ceria tampak menyelimuti isi ceramah dari pak kyai Syafi'i dengan sentuhan gojekan kepada para jamaah khususnya para ibu ibu yang menjadi bahan ceramahnya beliau. Disampaikan oleh beliau ini bahwa kaum wanita memiliki hal berbahaya yang tidak disadari dan lebih membahayakan daripada virus Corona yaitu mulut para wanita. Beliau mengulas bahaya ghibah jika dilakoni oleh para ibu ibu ini.
Turut hadir dalam kesempatan pengajian ini para Muspika Kecamatan Nguter serta Pemdes Plesan dimana Bapak Kades pun menyampaikan sambutan kepada para jamaah sebelum ceramah inti dimulai.
Iringan Hadroh Kinasih terdengar di sela sela ceramah yang berlangsung hingga pukul 11 malam. Akhir kata pembacaan doa bagi para peserta dan jamaah yang hadir sebagai penutup dengan iringan lantunan Wahyu Kalasebo sebuah lagu ciptaan Kanjeng Sunan Kalijaga dibawakan oleh pak Kyai Syafi'i dengan suasana yang khidmat dan khusyuk dan seolah olah membius hati semua jamaah yang hadir saat malam itu. Khalid

Buka Puasa Bersama Habib Abdurrahman Al Athos dan Haji Abdul Basyid di Masjid Al Barokah Banaran Serut

Dalam Safari Ramadhan 2022 bersama Habib Abdurrahman Al Athos kali ini bertempat di masjid Al Barokah Banaran Serut Nguter. Seperti biasanya kegiatan dibuka dengan pembacaan Ratib Al Haddad dipimpin oleh pak kyai Zainuddin dari Ponpes Asri At Taubah Ketro. Yang menarik kali ini adalah hadirnya salah seorang ex vokalis group musik humor Teamlo yaitu Haji Abdul Basyid atau dikenal dengan nama panggungnya Pangsit Anjasmara dimana kini beliau hijrah menjadi seorang dai dan memfokuskan diri mendalami agama. Dengan ditemani oleh Abah Gus Dur dari Plarung terlihat duduk bersama Habib Abdurrahman Al Athos dari Solo mendengarkan ceramah yang disampaikan pak kyai Zainuddin menjelang waktu berbuka puasa bersama. Acara yang digelar oleh takmir masjid Al Barokah Banaran ini selain untuk memeriahkan suasana di akhir bulan Ramadhan juga untuk membangkitkan semangat para jamaah khususnya kaum muda dengan hadirnya Haji Abdul Basyid yang bisa memberikan sebuah teladan kehidupan bahwa pada akhirnya seorang manusia akan kembali menuju jalan kebaikan lewat pendalaman pengetahuan agama. Seorang yang sukses di dunia pun akan mencari ketentraman hidup lewat pengetahuan agama dan diwajibkan menyampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat. Inilah yang mendasari takmir masjid Al Barokah Banaran mengundang sosok yang dulu kita kenal sebagai selebritis dan artis ini.

Setelah acara berbuka puasa bersama dilanjutkan sholat Magrib berjamaah dipimpin Habib Abdurrahman Al Athos sebagai imam disambung hingga tarawih. Disela sela jeda waktu diadakan diskusi dan ngobrol ringan terkait permasalahan agama. Warga dan jamaah terlihat antusias dan bahagia atas kehadiran beliau yang kesekian kalinya sholat berjamaah di masjid Al Barokah Banaran.
Setelah sholat Isya' dan taraweh bersama kegiatan selanjutnya adalah Bersholawat yang dipimpin oleh beliau Habib Abdurrahman Al Athos didampingi oleh Haji Abdul Basyid juga pak Kyai Zainuddin, sedangkan Abah Gus Dur sudah terlebih dahulu meninggalkan tempat untuk mengampu acara ditempat lain yang kebetulan juga berbarengan. Selanjutnya kehadiran pak kyai Qosim dari Paseban Jumapolo turut memeriahkan suasana. Beliau ini salah satu pejuang dakwah dari Wonosobo yang merupakan santri dari Mbah kyai Thoifur Purworejo.
Acarapun berlangsung semarak dengan para jamaah yang turut bersama sama melantunkan Sholawat dan pujian kepada Rasulullah dengan iringan Hadroh Al Widad dari Toriyo pimpinan Ustad Agus. Acarapun berakhir tengah malam dengan kegembiraan serta wajah wajah keceriaan pada jamaah terlebih penyampaian tauziyah dari Haji Basyid yang lucu dan menyegarkan dengan gaya khas dari beliau ini. Khalid

Sunday 24 April 2022

Ratibul Al Haddad dan Buka Puasa Bersama Jamaah Masjid Nur Hidayah Ngesong

Untuk yang ketiga kalinya di bulan Ramadhan 2022 ini saya hadir untuk ikut  dalam acara pembacaan Ratib Al Haddad dan Buka bersama jamaah dan Takmir masjid Nur Hidayah dukuh Ngesong desa Puhgogor Bendosari. Acara yang rutin digelar setiap hari Minggu sore pukul 16:00 WIB selama bulan Ramadhan ini sudah digelar selama beberapa tahun terakhir dan dipimpin oleh pak kyai Zainuddin dari Ponpes Asri At Taubah Ketro. Dan putaran terakhir nanti akan digelar hari Jum'at 29 April 2022.

Tahun ini saya memang diajak pak kyai Zainuddin untuk mendampingi beliau khususnya dalam pembacaan Ratib Al Haddad di wilayah sekitar ponpes Asri At Taubah seperti di Dengkeng dan Pencil Jumapolo, di Ngesong, Juron dan tempat lainnya nanti. Beliau selalu bersemangat dalam mengajak masyarakat luas untuk pembacaan Ratib Al Haddad ini yang mana beliau mendapatkan ijazah dari Habib Noch Al Haddad Solo dan berkewajiban untuk memasyarakatkan ratib tersebut 
Pembacaan Ratib Al Haddad memiliki banyak manfaat bagi yang mengamalkannya antara lain ketentraman hati, ketentraman hidup dan masalah ekonomi. Banyak kisah terjadi bagi para pengamal Ratib Al Haddad ini dimana hal hal yang luar biasa terjadi karena Istiqomah dalam membaca Ratib Al Haddad.
Acara Minggu ini dilanjutkan tauziyah, buka puasa bersama, sholat magrib berjamaah  dan terakhir sholat tarawih berjamaah yang langsung dipimpin oleh pak kyai Zainuddin ini. Khalid

Saturday 23 April 2022

Buka Puasa Bersama Habib Abdurrahman Al Athos di Masjid Fatchur Rohman Ketro Jatirejo Jumapolo Karanganyar

Rangkaian Safari Ramadhan masih berjalan di akhir akhir jam tayang, dan kali ini Habib Abdurrahman Al Athos berkenan hadir dan berbuka puasa bersama jamaah masjid Fatchur Rohman di dusun Ketro desa Jatirejo kecamatan Jumapolo kabupaten Karanganyar. Acara yang difasilitasi oleh keluarga bapak Zainuddin selaku pengelola Pondok Pesantren Terpadu Asri At Taubah pertama kalinya menghadirkan Habib Abdurrahman Al Athos untuk hadir di tengah warga masyarkat dusun Ketro.
Acara berlangsung seperti biasanya dimulai pukul 16:00 WIB dengan pembukaan oleh pak kyai Zainuddin dilanjutkan pembacaan Ratibul Al Haddad atau dikenal dengan nama Ratib Al Haddad. Saya pribadi hadir sedikit agak terlambat dikarenakan sesuatu dan hadir ditengah tengah pembacaan Ratib. Suasana sangat khitmad karena diikuti para santri ponpes Asri At Taubah dan para wali murid juga warga masyarakat sekitar. Saat pembacaan Ratib selesai pukul 17:00 WIB hadir rombongan dari
 Plarung Cabeyan tak lain adalah Abah Gus Dur bersama istri dan anak beliau. Di saat itu acara dilanjutkan sholawatan bersama Abah Gus Dur Plarung. Pukul 17:15 WIB mobil Inova putih terlihat memasuki halaman MI Ketro tak lain adalah milik Habib Abdurrahman Al Athos dari Solo. Beliau hadir dengan kawalan dari Pak Tukino, mas Yudhi Juron dan mas Sidiq dari Plesan. Acara pun dilanjutkan tauziyah dari beliau Habib Abdurrahman Al Athos mengenai puasa Ramadhan dan kandungan isi dalam berpuasa di Bulan Ramadhan ini. Pukul 17:37 WIB adzan Magrib tanda berbuka puasa, dan para jamaah pun menikmati hidangan yang telah disediakan yaitu Es Degan serta Kolak khas bulan Ramadhan. Selesai sholat magrib berjamaah yang dipimpin oleh beliau Habib Abdurrahman Al Athos para jamaah pun menikmati makan bersama. 
Habib Abdurrahman Al Athos terlihat menikmati sajian sayur gudeg yang juga merupakan salah satu sayur kesukaan beliau. Selesai acara santap bersama beliaupun berdialog dengan jamaah khususnya para pengampu ponpes Asri At Taubah yaitu mas Bakir dan mas Yanto berdiskusi mengenai kitab kuning. Turut hadir bapak Sutarmin selaku komite sekolah di ponpes Asri At Taubah.
Dalam kesempatan inipun beberapa jamaah turut menyampaikan uneg uneg dan problematika kehidupan dan memohon bantuan doa dari beliau Habib Abdurrahman Al Athos yang sabar dan mendengarkan satu persatu keluhan para jamaah. 
Hanya saja karena sesuatu hal dan kebetulan ada warga sekitar yang meninggal malam itu beliau pun tidak memimpin sholat Taraweh berjamaah dan bertolak kembali pulang ke Solo saat adzan Isya' dikumandangkan. Para jamaah terlihat antusias dan bahagia dapat berjumpa dan menerima kehadiran Habib Abdurrahman Al Athos dan berharap beliau dapat kembali hadir di lain waktu.
Keadaan darurat yaitu meninggalnya salah satu warga dusun Ketro membuat acara buka bersama dan tarwehpun dipercepat agar jamaah yang kebanyakan warga masyarakat sekitar segera bisa takziyah kepada keluarga yang meninggal tersebut dimana letaknya hanya beberapa meter dari tempat acara di masjid Fatchur Rohman Ketro ini.
Selesai acara taraweh bersama saya selaku penulis blog ini pun berpamitan dan melanjutkan menghadiri undangan ngopi di rumah mas Yudhi yang berada di desa Juron Nguter dimana Abah Gus Dur juga berjanji akan hadir menyusul selepas melaksanakan kewajiban sebagai imam masjid di masjid Nur Suhud Kedungwinong. Di rumah mas Yudhi kami pun bertemu kembali dan menikmati sajian ngopi hingga larut malam bahkan dilanjutkan acara makan sahur bersama kebetulan salah satu kakak mas Yudhi sedang mudik dari Pulau Bali dan ngobrol mengenai pengalaman berdagang dan merantau disana selama ini. Khalid

Tuesday 19 April 2022

Pembacaan Ratib Al Haddad di Masjid Al Huda Dengkeng Bakalan Jumapolo

Dalam kesempatan kali saya mendapatkan dawuh dari pak kyai Zainuddin untuk membersamai beliau hadir dalam acara Buka Bersama Jamaah Masjid Al Huda Dengkeng Bakalan Jumapolo yang diawali dengan Sholat Ashar Berjamaah dilanjutkan pembacaan Ratib Al Haddad bersama sama. Sore itu pukul 14:30 saya mulai meluncur dari Kebondeso Mulur setelah hujan yang membasahi wilayah Mulur mulai mereda. Jarak dari Mulur saya perkirakan 15 kilo meter dengan Rute Mulur - Seplang - Bakalan - Dengkeng yang saya tempuh dalam waktu kurang lebih 25 menit.
Saat hadir di masjid Al Huda Dengkeng cuaca sedikit bergerimis dan disambut takmir masjid serta masih "ngoyak" sholat Ashar. Selesai sholat Ashar sambil menunggu pak kyai Zainuddin dari Ponpes Asri At Taubah Ketro saya berbincang dengan para jamaah terkait wilayah Dengkeng baik situasi, kondisi dan hal yang berhubungan. Saya dipertemukan dengan salah satu sesepuh Dengkeng yang sudah berumur 100 tahun yang masih aktif berjamaah di masjid Al Huda. Menurut riwayat dusun Dengkeng Bakalan ini didirikan atas jasa seorang Jawara waktu itu yang berhasil membuat bendungan Kali Ranjing dengan sebilah sabit. Atas jasa beliau itu diberikan lah tanah yang menjadi cikal bakal dusun Dengkeng ini. Beliau konon berjuluk Suro Manggil seorang Jawara yang sangat disegani waktu itu. 
Menjelang pukul 4 sore takmir masjid mengajak saya memulai acara pembacaan Ratib karena ternyata pak kyai Zainuddin memiliki kendala pada mobilnya yang macet dan datang terlambat. Acarapun dipimpin salah satu takmir masjid dan berlangsung khidmat. Menjelang akhir pembacaan Ratib pak kyai Zainuddin pun hadir bersama Bu Nyai dan melanjutkan memimpin pembacaan Ratib Al Haddad dan disambung tauziah dengan tema Fadilah Bulan Ramadhan juga mengenakan kisah seorang Wali di masa Syech Abdul Qodir Jaelani.
Menjelang waktu berbuka hadir Habib Abdurrahman Al Athos bersama pendereknya yaitu Bang Kodir dari Semanggi Pasar Kliwon Solo. Habib Abdurrahman menyambung tauziah dari pak kyai Zainuddin hingga waktu adzan magrib berkumandang.
Selepas sholat magrib berjamaah kita semua berbuka puasa di salah satu rumah warga yang terletak tidak jauh dari masjid Al Huda. Kebersamaan dan suasana kekeluargaan terasa di dusun yang berada di kaki Gunung Lawu ini, suasana sejuk sangat terasa disini.
Acara hari itu kemudian dilanjutkan dengan sholat taraweh berjamaah dipimpin oleh Habib Abdurrahman Al Athos dan ada kejadian unik terkait karomah beliau yang muncul sehingga membuat Gus Dur Plarung yang datang terlambat menjadi tidak habis pikir dengan karomah yang muncul saat itu. Dan kami pun cuma senyum dan terkekeh melihat kebingungan Gus Dur ini.
Acarapun selesai kurang lebihnya pukul 21:15 WIB dan beliau Habib Abdurrahman Al Athos berpamitan kepada jamaah masjid Al Huda Dengkeng Bakalan Jumapolo dan beliau berjanji akan hadir kembali dengan acara sholawatan di lain waktu. Khalid

Habib dan Raden Adakah Keterkaitan Itu?

Dalam kehidupan pribadi saya banyak kisah yang unik dan menarik untuk dikisahkan. Semula kehidupan pribadi saya di masa kecil baik baik saja dan runut seperti anak anak pada umumnya. Dan Alhamdulillah sejak SD, SMP hingga masuk SMU tergolong anak yang pandai dan selalu mendapatkan ranking di sekolah. Bahkan ketika masuk ke SMU Negeri favorit di tempat kami ini pun nilai saya adalah nilai tertinggi diantara yang lainnya yaitu 49,55
Namun Gusti Alloh memberikan takdir lain terkait hidup yang saat itu dalam zona nyaman dengan diberikan sebuah cobaan down syndrome dan divonis terkena Skizoprenia oleh dokter ahli waktu itu. Kondisi ini tentu sangat memukul saya juga keluarga khususnya bapak dan ibu, dan hal ini pun merubah konsep hidup. Alhamdulillah dalam 6 tahun dokterpun menyatakan sembuh sakit yang saya derita itu dengan bantuan medis. Sayapun sempat mengalami masa SMU selama 4 tahun dan satu satunya dalam sejarah SMUN 1 Sukoharjo seorang muridnya yang lulus dalam 4 tahun. Hikmah dibalik kegagalan sekolah itu saya memiliki 2 generasi angkatan sekolah yaitu 1997 dan 1998.Selepas SMU saya mencoba kuliah di jurusan Ekonomi Manajemen dan lulus di tahu 2006 dan berhak menyandang gelar Sarjana Ekonomi
Selepas kuliah ternyata kehidupan baru saja dimulai. Saat itu mencoba melamar kesana kemari namun tidak diterima dan ya sudah akhirnya bekerja secara serabutan dan berwiraswasta walaupun belum berhasil.
Suatu ketika pun ikut salah satu perusahaan sales marketing dan belajar secara langsung ilmu penjualan door to door. Pernah juga ikut bekerja di perusahaan mebel dan terakhir memproduksi umpan tiruan dalam memancing. Hingga di tahun 2020 awal pandemi diberikan amanah oleh kakak untuk membangun sebuah warung ikan bakar dengan nama Kebondeso Mulur dan memulai dari nol bisnis ini. Alhamdulillah ilmu yang selama ini hanya dikuasai secara teori mampu saya terapkan langsung dan hasilnya bisa terlihat hari ini di tempat kami.
Namun ada sesuatu yang mengusik hati kecil terkait apa yang menjadi tanggung jawab dalam keluarga besar kami yaitu berdakwah dimana inilah titik saya memutuskan untuk keluar dan turun ke masyarakat dengan ilmu yang ada walaupun bukan sebagai imam ataupun penceramah di masjid
Sebelumnya saya sempat mendapatkan hak penggunaan gelar Raden dari Mangkunegaran Surakarta. Keluarga kami merupakan keturunan dari RM Said atau dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa.
Ketertarikan untuk menelisik lebih lanjut tentang silsilah keluarga akhirnya mempertemukan saya dengan sebuah catatan digital di sebuah platform Family Tree dimana disitu terdapat nama Family Al Haddad yang merupakan nama salah satu Family dzuriyah Rasulullah  hal ini pun sempat membuat saya shock dan tertegun serta kaget. Disisi lain saya menemukan catatan tertulis yang meriwayatkan urutan sanad keluarga dari leluhur yang lain pun hingga Rasulullah
Tentu ini sebuah PR besar karena selama inipun saya pribadi hanya tahu bahwa saya lahir dan besar di Jawa dan diajarkan adat istiadat Jawa.
Hingga suatu ketika perlahan memahami hal ini termasuk ketika diberikan oleh oleh baju Gamis dari Mekah saat ibu mertua (mantan) kala itu pulang dari umroh. Banyak hal seperti saling terkait dan merujuk pada satu hal yaitu dzuriyah Rasulullah. Nah jika ini terjadi pada anda apa yang sebaiknya dilakukan? Pertanyaan yang sulit dan mungkin tidak pernah ada dalam hidup para pembaca sekalian. Untuk saya pribadi akhirnya memutuskan biarlah jalan takdir ditentukan oleh Gusti Alloh Yang Maha Sak Kabehane. Khalid