Hari Rabu 27 April 2022 ada sesuatu yang berbeda di dukuh Sambirejo desa Celep Nguter Sukoharjo. Suasana menjelang berbuka puasa terlihat ada kesibukan di salah satu rumah warga yaitu dirumah orang tua mas Paidi. Saat itu terlihat beberapa anak juga ibu ibu mondar mandir mempersiapkan sesuatu. Ketika saya datang disambut mas Paidi mewakili tuan rumah dan mempersilahkan untuk duduk. Sore itu terasa suasana kekeluargaan yang akrab. Mas Paidi adalah seorang warga asli dari dukuh Sambirejo Celep Nguter. Setiap harinya mas Paidi bekerja sebagai petani penggarap lahan kosong. Sebagai petani penggarap tidak banyak hal yang beliau harapkan dari pekerjaannya tersebut dan cuma sebagai penyambung hidup. Namun ada sebuah hal yang membuat saya pribadi salut. Dalam keadaan yang boleh dikatakan jauh dari kata mapan beliau ini berkenan "ngajangi" alias menerima kehadiran untuk menjamu
Habib Abdurrahman Al Athos. Semangat untuk mahabah terhadap dzuriyah Rasullullah inilah yang kami merasa salut dimana dalam kondisi yang boleh dikatakan seadanya Mas Paidi berusaha melayani dan memuliakan beliau seorang Habib keturunan Rasulullah. Bahkan ada sebuah kejadian dimana mas Paidi bercerita mencari ikan dan udang untuk dimasak sebagai sajian berbuka saat sedang mencari ikan tersebut hasilnya diluar perkiraan dan mencukupi. Awalnya ikan wader tersebut hanya untuk pelengkap sajian namun ternyata
Habib Abdurrahman Al Athos justru menyukai wader goreng itu. Hal inilah yang mengagetkan mas Paidi hingga merasa senang sekali ikan yang dicari di sungai itupun didahar dengan lahap oleh beliau sang Habib.
" Wong aku kui Jane golek urang nggo gawe bothok...wadere Melu tak deruki" begitu awal cerita mas Paidi
"Sing aneh biasane golek iwak neng kali angel...lha kok Iki lagi setengah jam wes Entuk okeh...ora biasane Entuk entukan iwake koyo ngene" sambung cerita mas Paidi dalam logat Jawa khas orang pedesaan. Saya yang mendengar cerita tersebut cuma mesem, itulah salah satu karomah para dzuriyah Rasulullah kata hati saya pribadi. Nilai keikhlasan dari Mas Paidi inilah yang pada akhirnya mempermudahkan nya dalam mendapatkan hasil ikan sungai yang mana hasil itu untuk menjamu sang Habib. Luar biasa dan dalam sekali makna kejadian itu.
Acara buka bersama pun dilanjutkan sholat Magrib berjamaah dirumah tersebut. Hadir para warga sekitar juga sanak saudara mas Paidi. Kemudian menjelang sholat Isya dan taraweh Habib Abdurrahman Al Athos berpamitan untuk menjadi imam di masjid Al Mu'min Sambirejo tak lain adalah masjid kampung tersebut diiringi oleh Abah Gus Dur Plarung serta pak Kyai Zainuddin ponpes Asri At Taubah yang hadir bersama putri kecilnya bernama Ayun.
Petang itu serasa membahagiakan dan penuh Rahmat dari Gusti Alloh dimana seorang Habib berkenan rawuh dirumah mas Paidi yang notabene hanyalah warga kampung biasa. Khalid
No comments:
Post a Comment